CHAPTER 39 | FINAL ARCANIUM PART 1

110 12 0
                                    

Proses seleksi mengikuti final Arcanium telah selesai, sebuah notifikasi tersebar di seluruh daratan Abyss, bahwa Final Arcanium akan diadakan 3 hari lagi, di Pulau Lizi.

Setelah berakhirnya Arcanium di Pulau Vilani, Nine, Henry dan Alchemist Lenhart terlihat bersama, mereka berada di Altera–Komplek F, jalur pergi ke rumahnya Nine.

"Ternyata kamu cukup beruntung ya bisa bertahan." Alchemist Lenhart menggoda Henry.

"Aku tidak tau, aku berkali-kali hampir mati. Saat Enma menatapku, saat itu juga aku menganggap diriku telah mati."

"Hmm, kenapa kamu tidak menyombong diri kembali tentang keberuntunganmu?"

"Hah," Henry menghela nafas, "Iya, aku sangat beruntung. Takdir sepertinya sangat menyayangiku," lanjutnya.

"Sepertinya kamu terlihat bersyukur?" Tanya kembali Alchemist Lenhart.

"Tentu saja, karena aku tidak akan mengikuti final Arcanium. Aku bersyukur Nine tidak memilihku."

"Padahal kamu lemah, tapi kamu sempat saja kepikiran Nine akan memilihmu."

"Siapa tau, tidak ada yang tau jalan pikirannya."

"Hmm," Alchemist Lenhart tersenyum.

"Tapi bagaimana cara kalian akan melawan Enma di final Arcanium nanti, itu sangat gila. Semua orang tau betapa kuatnya dia. Seorang diri, dia berhasil membunuh salah seorang Pilar." Henry bertanya.

"Final Arcanium, memiliki aturan untuk tidak saling membunuh satu sama lain."

"Tentu saja semuanya mengetahui hal itu, ketika seorang selvian dalam kondisi yang akan mengancam nyawanya, barrier dengan level tinggi otomatis akan melindunginya."

"..." Alchemist Lenhart hanya mendengarkan.

"Tapi di saat itu (apa yang terjadi di pulau Vilani), barrier yang diciptakan Nine, seperti serpihan kaca yang rapuh di hadapan kekuatannya."

"Apakah kamu mengkhawatirkan kami?"

"Walau pertemuan kita hanya sebentar, di antara hidup dan mati, itu bisa memperkuat hubungan."

"Baik sekali." Alchemist Lenhart menggoda Henry.

"Terserah saja. Aku harap kalian berdua kembali dengan selamat dan mendapatkan Achievement untuk mengakses teknologi hitam."

"..." Alchemist Lenhart hanya tersenyum.

Setelah cukup lama berjalan, mereka bertiga sampai di kediaman Nine, Altera–Komplek F. Namun ada pemandangan yang tidak biasa, seorang perempuan dengan membawa makanan telah menunggu di depan pintu, Qiara.

Melihat Nine bersama dengan Alchemist Lenhart, seketika Qiara memancarkan aura kebencian, mengingat apa yang terjadi sebelumnya ketika mengambil Quest Pilar.

Walau Alchemist Lenhart mengaktifkan mode skin. Qiara mengetahui dengan jelas, karena Qiara adalah seorang Emperor, memiliki skill Evil Eye dan memiliki wewenang untuk memeriksa identitas selvian, terlebih Qiara juga ikut menonton apa yang terjadi di pulau Vilani melalui streaming, sudah pasti Qiara mencari identitas siapa-siapa yang bersama dengan Nine.

"Kau boleh pergi, tidak seharusnya kamu datang." Qiara dengan aura kebenciannya kepada Alchemist Lenhart, tidak ada penghormatan, walau dia berbicara dengan seorang Pilar.

"Apakah kamu marah atas apa yang terjadi sebelumnya?" Alchemist Lenhart terlihat santai.

"Kamu yang memulainya duluan," balas Qiara.

"Padahal kamu seorang Emperor, tapi tidak bisa berpikir dengan tenang. Bukan aku yang melukai Nine, tapi dia sendiri yang melukai dirinya. Kamu salah mengira aku yang melakukannya."

ABYSS, NEW WORLD ORDERWhere stories live. Discover now