REAKSI PARA SELVIAN DI ABYSS
"Lingkaran spektral di matanya. Jangan bilang dia memasuki Mode Ebythra?" Semua teralihkan, melihat yang terjadi kepada Nine.
"Jika itu Ebythra, bukankah akan ada perubahan bentuk pada penampilannya? Tapi ini tidak terlihat, kecuali hanya di matanya saja yang menunjukkan ada lingkaran."
"Apakah Ebythranya tidak sempurna, atau hanya sebuah hiasan saja?"
"Dasar bodoh, tidakkah pernah kamu mendengar tentang Ebythra?"
"Apa maksudmu?"
"Setiap Ebythra memiliki bentuk-bentuk yang unik, dan penggunanya bisa menyesuaikan bentuknya sendiri. Tidak harus mengeluarkan evolusi 100%"
"Jadi apakah maksudmu, mode EbyThranya hanya baru mengalami evolusi beberapa persen saja?"
"Kamu bisa menyimpulkannya seperti itu."
"Tapi bukankah terlalu dahsyat, semuanya membeku dengan sangat cepat. Bagaimana jika mode 100% telah aktif."
"Entahlah, siapa yang tau. Ini tentang kestabilan partikel-partikel yang membentuknya."
"Aku tidak mengerti."
"Aku juga tidak mengerti bagaimana proses partikel itu bekerja, tapi aku pernah mendengar sedikit rumor tentang Ebythra, memanipulasi partikel ke ranah dunia kuantum."
"Ranah Kuantum?"
"Aku malas menjelaskan otak dangkalmu, dasar npc Gondrong. Heran aja, kok ada makhluk sepertimu bisa diterima di Abyss dan menjadi selvian."
"Jangan kayak gitulah."
"Sudahlah, kalau kamu tidak bisa mengerti. Anggap saja sihir sudah. Itu hanya teori yang pas dan mudah dimengerti oleh orang bodoh sepertimu."
"Tapi kalau berdebat aku tidak pernah kalah."
"Namanya juga kamu bodoh." Akhir dari pembicaraan mereka.
—
PERKEMBANGAN PARA SELVIAN DI PULAU LIZI
LIORA DAN HACH
Liora telah meninggal, kepala terpisah dari tubuhnya, dipegang oleh Tera, sang kapten manusia mutan, sebagai hiasan yang mengerikan. Darah masih menetes dari leher yang terpenggal, wajah Liora pucat dengan mata terbuka kosong, memandang ke dalam kekosongan tanpa akhir. Pemandangan itu menambah kengerian bagi Hach, yang terluka parah dan terjebak di tengah labirin yang membingungkan.
Langit di atas mereka berpendar cahaya merah, dinding-dinding labirin di sekitar mereka rusak parah akibat pertarungan. Di sekeliling mereka, sembilan manusia mutan telah berhasil dikalahkan. Bentuk mereka bervariasi, ada yang memiliki lengan bersisik tebal, ada yang memiliki dua kepala dengan taring panjang, dan yang lainnya memiliki kulit abu-abu dengan duri tajam.
Namun, masih ada Tera yang berhasil bertahan. Tera juga terluka, beberapa sisik bajanya retak dan darah mengalir dari luka di tubuhnya. Hanya mereka berdua, bersiap untuk pertarungan terakhir.
"Bagaimana caranya kamu masih bisa menggunakan Partikel Synterium? Bukankah kami telah menghapus kekuatannya?" Tera bertanya penasaran, jika bukan hal ini, pasti Tera akan lebih mudah untuk menang.
"Ini teknologi yang kami kembangkan." Hach menjawab, pengawal Putri Pasyha.
"Jadi begitu, ini menjawab semuanya."
Tera tersenyum tipis, meski luka dan kelelahan jelas terlihat, kekuatannya masih belum habis. Hach tahu dia harus mengerahkan segalanya, karena Tera masih mampu bertarung dengan kekuatan penuh, tidak ada jalan mundur.
YOU ARE READING
ABYSS, NEW WORLD ORDER
Ciencia FicciónSetelah kehancuran perang dunia ketiga, Abyss lahir sebagai Negeri Para Genius, sebuah negara dan lembaga pendidikan, menjadi pusat bagi mereka yang ingin menguasai dunia melalui ilmu pengetahuan. Hanya terbaik yang bisa masuk dan menjadi Selvian. D...