CHAPTER 37 | ARCANIUM PART 18

109 11 0
                                    

DI KEDIAMAN GUILD EVER LENS - ENMA, ARCHITECT OF CHAOS

Enma dan Pemimpin Guild duduk di ruangan dengan desain kuno, penuh dengan simbol-simbol bersejarah. Ruangan itu memiliki dinding batu bata yang kokoh dan langit-langit tinggi. Di salah satu dinding utama, ada simbol pedang kuno dari logam putih, simbol dari guild legendaris.

"Aku mendengar akan ada Event pada Arcanium kali ini, dan kamu mengambil peran akan hal itu?" Pertanyaan dari Pemimpin guild.

"Menguji sistem baru yang rencana akan di update dalam skala global."

"Rencana itu sudah disebar ke guild-guild besar. Bagaimana menurutmu, apakah itu akan merubah jalannya sejarah?"

"Aku pikir begitu, dengan upgrade ke sistem yang baru, harusnya akan membuat dunia memiliki nafas yang lebih panjang untuk berakhir."

Setelah mengatakan hal yang demikian, Enma kemudian bangkit dari duduknya, berniat untuk pergi, "Arcanium akan segera berakhir," lanjutnya.

"Baiklah, aku mengerti. Kamu harus mempersiapkan semuanya kan." Akhir dari sebuah percakapan yang ditutup oleh pemimpin guild.

PULAU VILANI

Waktu 30 menit yang disediakan untuk beristirahat sebentar lagi akan berakhir, setelah berakhir. Sistem bot otomatis diaktifkan, sistem yang akan menghadirkan robot di bawah otoritas Pilar Luzafa untuk menyaring para Selvian.

10 Detik sebelum sistem bot akan diaktifkan.

95 Selvian sudah bersiap untuk pertarungan yang terjadi. Semua mereka, tersebar di atas langit yang luas dan sunyi, pulau vilani secara keseluruhan telah ditenggelamkan oleh ombak yang dahsyat, tidak ada tempat berpijak selain panel-panel kaca yang tercipta.

3 Detik

2 Detik

1 Detik

"Sistem Bot Diaktifkan."

Setelah sistem bot diaktifkan, sebuah gerbang raksasa terbuka di langit, menembus cakrawala dengan kehadirannya yang mencekam. Bentuknya begitu besar, seperti rahang kegelapan yang menganga. Gerbang itu bagaikan jurang tak berdasar, seolah-olah bisa menenggelamkan sebuah negara dengan sekali telan.

Langit pun terlihat seperti terkoyak, retakan-retakan cahaya aneh mengalir keluar dari tepian gerbang, menimbulkan perasaan seolah-olah dunia sedang dihancurkan perlahan-lahan dari atas. Sungguh, pemandangan itu adalah mimpi buruk yang hidup, di mana setiap detik berlalu membawa dunia lebih dekat ke jurang kehancuran.

Dari balik gerbang raksasa itu, jutaan makhluk muncul, bukan makhluk hidup, namun robot-robot dengan bentuk humanoid yang menyeramkan. Tubuh mereka menyerupai makhluk laut purba, punggung dan lengan mereka dilapisi cangkang logam keras seperti ammonite, namun postur mereka tegak seperti manusia. Mata mereka menyala merah, memancarkan cahaya dingin dan tanpa emosi.

"Ini terlalu berlebihan." Alchemist Lenhart memandang serius keputusan Pilar Luzafa, seharusnya tidak seperti ini, ini melampaui batas.

"Jadi, bisakah nona lebih serius?" Henry gemetar menanggapi perkataan Alchemist Lenhart, sedangkan di raut wajahnya terlihat jelas keputusasaan.

"..." Alchemist Lenhart hanya terdiam.

Di sisi lain, bukan hanya Henry. Seluruh Selvian lainnya, tanpa terkecuali, wajah mereka dipenuhi oleh ketakutan, berubah menjadi keputusasaan, menusuk hingga ke tulang. Tatapan mereka kosong, tubuh mereka gemetar, bukan karena dinginnya udara laut, tetapi oleh kengerian yang menjalar, merasuki jiwa.

"Hal yang seperti ini tidak pernah terjadi, Arcanium kali ini, melampaui batasan-batasan yang sebelumnya," ucap salah satu Selvian dengan suara yang gemetar.

ABYSS, NEW WORLD ORDERWhere stories live. Discover now