CHAPTER 30 | ARCANIUM PART 11

110 11 0
                                    

PULAU VILANI

Kapal meluncur melalui langit biru, menembus awan-awan putih yang lembut, membelah selimut keabadian yang menyelimuti Vilani. Di bawah mereka, hutan yang lebat menjulang tinggi, dengan pepohonan yang menentang langit.

Hanya bermodalkan EbyTech milik mereka, ribuan Selvian satu persatu terjun dari atas kapal, menyapu langit dengan gerakan yang gesit dan lincah, seakan-akan mereka adalah burung-burung merpati yang bebas melayang di angkasa, mencari letak strategis untuk bisa bertahan.

"Apakah sudah saatnya kita akan terjun?" Henry bertanya, Nine dan Alchemist Lenhart, mereka berdiri di tepi kapal, persiapan untuk terjun.

"Kita akan pergi menuju ke tepi laut di ujung pulau." Nine menjawab.

"Baiklah." Ada ketegangan di wajah Henry, mewaspadai musuh-musuh yang mungkin akan dihadapi.

Ketika sudah sampai di ujung pulau, batas akhir hingga kapal meninggalkan mereka, Nine kemudian mengeluarkan skillnya, "Number 4 - Everlasting."

Empat buah prisma segitiga tercipta di sekitar Nine, berputar-putar dengan indahnya. Setiap prisma memancarkan cahaya kelam yang bersinar, berotasi mengelilingi Nine dengan aura yang kuat.

"Apakah kamu bisa berjalan di atas langit?" Nine bertanya kepada Henry.

"Aku tidak mendownload skillnya, tapi aku bisa melakukannya dengan memanipulasi partikel."

"Kenapa kamu begitu bodoh, harusnya kamu menyiapkan salah satu skill yang bisa terbang," sahut Alchemist Lenhart mengejek Henry.

Nine menyadari, jika Henry terus menerus memanipulasi partikel, itu akan menjadi kerugian bagi team. Energi yang dibutuhkan terlalu besar.

Empat buah prisma berotasi mengelilingi Nine, membentuk tarian cahaya. Dua diantaranya memisahkan diri, berpindah dengan lemah lembut, Mereka mengelilingi Henry, menyatu dalam simfoni cahaya.

"Aku akan meminjamkannya, mereka (prisma) memiliki kemampuan dalam menciptakan panel (kaca tipis seperti kotak) transparan yang berfungsi sebagai shield dan sebagai tempat pijakan." Nine mulai menjelaskan tentang kemampuan Everlasting miliknya.

"Kamu tidak perlu memikirkan bagaimana cara menggunakannya, karena setiap prisma telah ditanamkan sensor yang membuatnya bekerja secara otomatis, sesuai yang dibutuhkan oleh penggunannya."

"Setiap prisma akan membaca pergerakan tubuh dan kemudian membaca keadaan sekitar, jika kamu ingin berjalan di atas langit, prisma otomatis membuat panel sebagai pijakan, membuatmu bisa berjalan, layaknya di atas tanah. Kemudian disisi lain, akan otomatis melindungi penggunanya ketika ada serangan."

"Adapun batasnya, setiap prisma hanya bisa mengeluarkan satu shield dan 2 buah panel sebagai pijakan, tapi jika sekiranya pergerakanmu terlalu cepat, prisma akan sulit mengikutimu dalam membuat pijakan, tapi karena ada 2 buah prisma, kelemahan itu bisa tertutupi. " Akhir dari penjelasan.

"Keren, benar-benar keren," Henry terkagum akan kehebatan prisma yang dimiliki oleh Nine, prisma layaknya sebuah drone. "Apakah kamu yang membuatnya?" lanjutnya bertanya.

Nine tidak memberikan jawaban, namun justru menjawab dengan sesuatu yang berbeda, "Sudah waktunya kita turun dari kapal."

Mereka kemudian melangkah turun dari kapal, seketika panel-panel tercipta sebagai pijakan. Namun, Alchemist Lenhart berbeda, dia melayang di udara, seolah-olah diangkat oleh kekuatan gaib.

Melihat hal demikian, Henry semakin terkagum atas teknologi yang dibuat oleh Nine, teknologi yang membuat mereka berjalan di atas langit.

Kapal telah pergi dan mereka hanya berdiam diri melayang di atas langit, melihat Vilani dari atas. Pulau itu terhampar di bawah mereka, dengan hutan hijau yang lebat, menjulang tinggi ke langit seperti mahkota hijau alam semesta.

ABYSS, NEW WORLD ORDERWhere stories live. Discover now