CHAPTER 15 | QUEST PILAR PART 8

208 29 0
                                    

Butiran darah telah menyebar dan jeritan ketakutan terdengar. Beberapa selvian yang memiliki mental kuat terdiam, akan tetapi keringat dingin terlihat jelas diraut wajah mereka lantaran besarnya tekanan yang dirasakan.

Tatapan Alchemist Lenhart mengarah ke arah Qiara, terlihat jelas, Alchemist Lenhart mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Alchemist Lenhart tersenyum, menunggu tindakan yang akan dilakukan oleh Qiara.

"Emperor? apa yang dilakukan bocah kecil itu disini?" Pikir Alchemist Lenhart.

Di sisi lain, tatapan Alchemist Lenhart teralihkan ke tabung transparan yang berada di meja Nine, tabung transparan yang berisikan jantung kambing, sesuatu yang sama di bawa Qiara. Sesuatu yang berbeda ketika para selvian lainnya membawa jantung manusia.

Belum sempat Alchemist Lenhart mencari tahu jawaban atas rasa penasarannya, salah seorang selvian berdiri, dia terlihat gagah dengan ukuran badannya yang cukup besar, "Namaku Erik, Izinkan aku menempuh jalan ini," ucapnya seraya memberikan penghormatan.

"..."

Hanya ada senyuman, tanpa memberikan jawaban. Akan tetapi Erik mengerti, dia harus membuktikan kemampuannya untuk bisa diakui, dan jalannya adalah melalui pertarungan dengan memanipulasi partikel, Alkimia.

Seketika, aura hitam pekat membentuk ekor kalajengking menyerang Erik, namun dengan sigapnya ia berhasil menghindari serangan Alchemist Lenhart, membuat meja tempatnya meleleh ditelan kegelapan. Adapun para selvian yang berada di sekitar Erik menyelamatkan diri dengan menjauhi area pertarungan.

Berencana membuat serangan balasan, langit-langit bangunan membentuk kilatan-kilatan petir yang menyambar disertai gemuruh yang amat dahsyat. Erik berada di atas angin, bersiap memberikan serangan.

Layaknya tarian naga, kilatan-kilatan petir menyerang Alchemist Lenhart layaknya predator kelaparan, serangan tak terbatas layaknya ribuan anak panah. Alchemist Lenhart menerima semua serangan tersebut tanpa bergerak sedikitpun.

Para selvian yang menyaksikan, tidak percaya dengan apa yang terjadi, "Mungkinkah Alchemist Lenhart kalah?"

"Tidak mungkin, tapi bagaimana caranya bisa selamat dari serangan tersebut?"

Benar saja, menerima semua serangan tersebut tidak memberikan luka sedikitpun. Ada perisai transparan terbuat dari isolator, menyelimuti Alchemist Lenhart, perisai yang mustahil bisa ditembus oleh petir.

"Kekuatan petir memang mengerikan, tapi itu hanya berlaku di dunia novel genre fantasy. Di tempat ini, kekuatan itu hanyalah sampah. Tidak, bukan hanya petir, tapi elemen-elemen alam lainnya."

Apa yang dikatakan Alchemist Lenhart menyadarkan Erik tentang tembok raksasa yang mustahil bisa ditembus, "Aku terlalu naif," pikir Erik penuh kewaspadaan.

"Apakah kamu ingin melihat kekuatan yang sesungguhnya?" Perkataan Alchemist Lenhart semakin meyakinkan Erik bahwa inilah kematiannya.

Seketika, balok transparan menyelimuti Erik, membuat pergerakannya terkunci. Namun tujuan aslinya bukan itu, di dalam sana, Erik tidak bisa memanipulasi partikel alkimia untuk bisa menyelamatkan dirinya.

"Apakah kamu tau kekuatan yang sesungguhnya?" tanya Alchemist Lenhart.

"..." Erik berusaha menyelamatkan diri, di sisi lain para selvian terdiam.

"Kekuatan yang sesungguhnya ketika kau mampu berdiri diatas kakimu sendiri."

Mereka semua paham atas apa yang dikatakan Alchemist Lenhart dan menyadari betapa lemahnya diri mereka.

Jika ruangan tempat mereka berada saat ini tidak dimodifikasi oleh Alchemist Lenhart, mustahil mereka bisa memanipulasi partikel. Bukan hanya itu, bahkan tanpa teknologi Abyss, mereka tidak lebih dari seekor semut.

Kebodohan sesungguhnya, merasa hebat padahal kekuatan yang diberikan hanyalah titipan, dengan mudahnya bisa diambil kapanpun.

Setelahnya, balok transparan yang mengurung Erik membuka ratusan celah seukuran lingkaran kecil, dibarengi dengan ratusan tombak hitam tercipta mengelilingi balok tersebut.

Seolah tau apa yang akan terjadi, Erik memejamkan mata dan bersiap menerima kematiannya. Baru saja dia memejamkan mata dan disaksikan oleh selvian lainnya, ratusan tombak hitam tersebut menghujam tubuh Erik layaknya sebuah tragedi yang tidak terelakkan. Layaknya embun, seluruh tubuh Erik berterbangan.

Setelah menyaksikan semua yang terjadi, para selvian menyadari kemustahilan, atas ketidakberdayaan dan alasan kenapa Alchemist Lenhart tidak pernah mengangkat seorang pun menjadi pewarisnya, tidak pernah memberikan Title Legendary, hak eksklusif yang hanya dimiliki oleh seorang Pilar.

Melihat raut-raut ketakutan di hadapannya, Alchemist Lenhart kembali mencari tahu jawaban atas rasa penasarannya tentang Nine yang membawa jantung kambing, terlebih dia berada di samping Qiara.

Alchemist Lenhart berjalan, berniat menghampiri Nine, sedangkan para selvian yang dilewatinya tertunduk pucat, takut jika sesuatu yang mengerikan terjadi pada mereka. Hingga akhirnya Alchemist Lenhart telah berdiri di samping Nine.

Di sisi lain, Eliya yang tidak jauh dari tempat mereka hanya mengamati, tapi satu hal terpikirkan, tentang sesuatu yang mengerikan lantaran Nine membawa jantung seekor kambing, bukan jantung manusia.

"Aku memberikan tugas utama dalam quest ini tentang membawa jantung budak, makhluk yang telah lama diperbudak dan tertindas," ucap Alchemist Lenhart kepada Nine. "Sepertinya kamu memiliki penafsiran lain tentang pesanku itu," lanjutnya.

Para selvian yang mendengar itu kemudian merasa ada yang keliru,

"Aku tidak pernah menyebut kata manusia, terlebih aku menambahkan sifatnya yang telah lama diperbudak dan tertindas."

"Aku pikir tidak ada sesuatu yang lebih lama diperbudak dan tertindas kecuali binatang ternak. Bahkan, mereka telah menjadi budak sejak mereka dilahirkan."

"Apakah itu penafsiranmu, alasan membawa jantung seekor kambing?"

Mendengar penjelasan Alchemist Lenhart, menyadarkan para selvian, maksud pesan tersebut memiliki penafsiran yang lain.

"Tidak, tapi aku hanya iseng saja dan ternyata tidak ada konfirmasi akan hal itu dari sistem. Terlebih ketika masuk ke ruangan ini, tidak ada konfirmasi dari jantung yang dibawa." jawaban Nine terlihat masuk akal, tapi bukan jawaban yang sebenarnya.

"Jika seandainya ada pemeriksaan dan karenanya kamu tidak bisa menghadiri quest ini, apa yang akan kamu lakukan?"

"Memang apa yang harus aku lakukan? Tentu aku akan kembali dan menyatakan gagal dalam quest ini."

Alchemist Lenhart merasa tidak dihargai atas jawaban yang diberikan oleh Nine, seolah-olah Nine mengikuti quest ini hanya mencari hiburan semata, bukan untuk mendapatkan hadiah yang ditawarkan.

Para selvian lainnya merasa terkejut atas jawabannya Nine, menganggap betapa tidak pentingnya mengikuti quest ini.

"Kenapa dia berani berbicara seperti itu di hadapan seorang Pilar, apakah dia ingin mati?"

"Awalnya aku juga berniat membawa jantung bukan manusia, tapi quest ini tidak bisa diremehkan. Dia bisa selamat, tetapi jelas sekali dia meremehkan quest ini."

"Kenapa dia masih bisa terlihat santai setelah melihat semua yang terjadi?"

"Sudah pasti, dia menginginkan kematian."

"Apa dia berniat melawan seorang Pilar, tidak mungkin dia bisa menang. Terlebih dengan Alchemist Lenhart." Akhir dari beberapa komentar para selvian lainnya.

Alchemist Lenhart menarik nafasnya dalam-dalam, "Iya ya, itu terserah dirimu." Alchemist Lenhart benar-benar tidak peduli dan kemudian berpaling meninggalkan Nine, di sisi lain para selvian sulit mempercayai apa yang mereka lihat. Alchemist Lenhart yang terkenal kejam, tapi membiarkan ketika dirinya diremehkan.

Namun prasangka itu hanya berlangsung sebentar, sesaat setelah Alchemist Lenhart berpaling dari Nine. Sebuah momen yang merubah segalanya terjadi, darah menyembur layaknya hujan, dipicu oleh tangan sebelah kiri Nine yang terputus secara tragis. Tatapan Qiara yang menyaksikan kejadian tersebut tampak kosong, penuh dengan gelombang kemarahan yang mendalam.

ABYSS, NEW WORLD ORDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang