CHAPTER 33 | ARCANIUM PART 14

109 11 0
                                    

PULAU VILANI

Gelombang ombak dahsyat yang lahir dari kehancuran pulau Waster menggulung dengan ganasnya ke arah pulau Vilani. Dalam sekejap, air laut yang marah membanjiri pantai-pantai, melahap tanah dengan rakusnya, menenggelamkan seutuhnya Vilani, dan membunuh ribuan selvian yang tidak bisa menyelamatkan diri dari situasi tersebut.

"Bukankah pemandangan ini menyedihkan?" ucap Alchemist Lenhart yang melihat semuanya dari atas langit.

"Seluruh daratan tenggelam, tidak ada tempat untuk berpijak," jawab Henry.

"Bukan itu yang aku bicarakan, tapi yang menyedihkan itu ketika kamu tidak mampu selamat dari situasi tersebut. Padahal kamu sudah memiliki EbyTech, itu sangat bodoh."

"Karena sifatnya yang terbatas, beberapa Selvian tidak mendownload program agar bisa terbang. Sedangkan memanipulasi partikel bukan perkara yang mudah, terlebih memanipulasi partikel agar bisa terbang butuh kemampuan yang tinggi."

"Itu mudah, tidakkah kau melihatku. Cukup memejamkan mata, aku bisa melakukan semuanya." Alchemist Lenhat menyanjung dirinya.

"Itu berbeda, Nona berada karena memiliki kecerdasan yang luar biasa."

"Tapi ini menjadi lebih baik, para sampah harusnya sudah tidak ada karena tenggelam di dasar lautan. Pertarungan akan jadi lebih mudah, karena semuanya berada di atas langit, tidak ada pijakan."

"Tentu, tapi kita juga tidak bisa bersembunyi." Henry, tetap memiliki kekhawatiran.

"Penakut." Alchemist Lenhart terlihat judes.

—-

Setelah semua kehancuran yang terjadi, kurang dari 20 ribu Selvian yang tersisa. Mereka berterbangan di atas langit, menyaksikan pemandangan menyedihkan yang berada di bawah kaki mereka, tidak ada tempat berpijak, pertarungan di atas langit hanya satu-satunya pilihan.

"Kumpulkan semua kelompok, kita harus berkumpul untuk melanjutkan pergerakan berikutnya," ucap salah seorang Selvian, prioritas pertama adalah membangun kekuatan.

Namun ada beberapa dari mereka yang tidak memiliki kelompok, tidak ada yang bisa diajak dalam bekerja sama, dan pada akhirnya mereka hanya menjadi korban dari kekuatan yang lebih besar.

Pertarungan dahsyat merebak di atas langit, di mana ledakan-ledakan besar menciptakan gemuruh. Selvian yang tersisa saling berhadapan, mempertaruhkan segalanya untuk bertahan hidup sampai akhir. Dalam keputusasaan dan ketakutan, pertarungan itu menjadi semakin ganas dan brutal, dengan tiap langkah membawa takdir yang tak terduga.

"Semuanya menjadi pertarungan tanpa strategi, tidak ada waktu untuk beristirahat," ucap salah seorang Selvian.

"Kita beruntung mendownload kemampuan medan gravitasi, kita tidak bisa menghemat energi ketika memanipulasi partikel."

"Siapa yang menduga akan menjadi seperti ini, langkah awal mencari tempat persembunyian, tapi semua dipaksa berkumpul di atas langit."

"Siapa yang menciptakan gelombang laut ini? Sangat menyebalkan."

"Ini akan menjadi pertarungan yang akan cepat berakhir. Tidak selamanya kita bisa terbang."

"Ini menjadi tidak terduga." Suara mereka gemetar, mata terbelalak menatap langit yang dipenuhi dengan ledakan-ledakan. "Sepanjang langit, pertarungan terjadi tanpa henti."

Fenomena tidak terduga membuat Arcanium berjalan lebih cepat. 20 ribu Selvian yang tersisa, sekarang tinggal setengahnya.

Tidak ada tempat bersembunyi ataupun istirahat, akan tetapi kondisi yang berbeda terlihat di sekitar Nine. Mereka bertiga berdiri di atas langit, dikelilingi partikel-partikel es, seperti cincin menyebar melindungi mereka hingga radius 100 meter jauhnya.

ABYSS, NEW WORLD ORDERWhere stories live. Discover now