CHAPTER 31 | ARCANIUM PART 12

109 11 0
                                    

Mereka melayang, seolah-olah langit itu hanya perpanjangan dari keberadaan mereka. Angin berdesir, menciptakan hembusan kecil yang menambah dramatisasi momen ini.

"Sepertinya kita kedatangan tamu," ucap Alchemist Lenhart dan kemudian menonaktifkan notifikasi miliknya. Disisi lain, Nine seolah-olah tidak peduli atas apa yang terjadi, sedangkan Henry cukup serius, karena ini adalah pertarungan yang mempertaruhkan nyawa.

"Mereka semua tahun angkatan 2 dan 3. Level mereka paling atas Silver-High." Alchemist Lenhart mengetahui semuanya dari EbyTech miliknya, hak eksklusif seorang Pilar.

"Level Silver-High? bagaimana nona bisa mengetahuinya?" Henry bertanya.

"Itu tertulis di wajahnya." Penjelasan yang membuat Henry tidak mengerti sama sekali, "Bukankah sekarang adalah saatnya kamu membuktikan dirimu?" Alchemist Lenhart menyuruh Henry melawan semuanya seorang diri.

"Apakah ini tidak berlebihan?" Masih nampak ketakutan di wajahnya. "Aku baru naik Level Bronze, dan masih sub Low."

"Jika demikian, pergilah. Kamu hanya menjadi beban yang tidak memberi keuntungan apa pun."

Henry hanya terdiam, jika dia memutuskan pergi dari situasi ini, dia tidak akan bisa lepas dari pertarungan, tapi kalau tidak pergi, pertarungan sudah ada dihadapannya. Pada akhirnya, tidak ada pilihan, dia harus bertarung.

"Dia terlihat ketakutan, tidakkan kamu terlalu kejam menyuruh anak sekecil itu melawan kami?" Salah seorang dari mereka menyela. Mereka semua, dari ekspresinya terlihat meremehkan.

"Ahh, Aku telah lupa, kapan terakhir kali seseorang berani meremehkan aku. Jika aku mau, cukup hanya menjentikkan jari, itu akan membunuh kalian semua," Alchemist Lenhart tersenyum, senyum yang amat manis.

"Ha ha ha." Mereka semua tertawa meremehkan, menganggap perkataan Alchemist Lenhart hanya gertakan yang tidak berguna, "Sungguh, jika demikian, bisakah kamu melakukan omongan tidak berguna itu," lanjut salah satu dari mereka.

"Aku yang akan melawan kalian semua." Henry memberanikan diri, memantapkan hatinya.

"Ohhoo, aku pikir kamu akan lari." Alchemist Lenhart sedikit bangga dengan keberanian Henry.

"Nine, aku pinjam dua prisma milikmu."

"Bukankah aku sudah meminjamkannya, lakukanlah." Nine menjawab.

"Terimakasih." Henry tersenyum, tapi tetap saja, walau sedikit, ketakutan di wajahnya masih terlihat.

"Sword Rescue." Henry mengeluarkan sebilah pedang peraknya, "Spectral Frame," lanjutnya menciptakan panel-panel kaca, menyebar di area pertempuran atas langit, mengelilingi 10 musuh di hadapannya.

Pertempuran pun dimulai dengan dahsyat. Henry mengawali serangan dengan kecepatan yang luar biasa. Dia menyerang salah satu musuh dengan tebasan yang tajam, namun serangannya dihalangi oleh perisai energi yang tiba-tiba muncul.

Musuh-musuhnya tak tinggal diam. Serangan demi serangan dilancarkan ke arah Henry. Api berkobar dan melesat, namun dia berputar dengan gesit, menghindari lidah api yang mengamuk.

Sementara itu, tanah tercipta dari bawah, membentuk tombak-tombak tajam yang melesat ke arahnya. Henry menangkis serangan tanah tersebut dengan pedangnya, memecahkan tombak-tombak itu menjadi serpihan.

Duri-duri tajam muncul dari segala arah, mencoba menjeratnya. Henry melompat ke udara dengan panel kaca yang menjadi pijakannya, memutar tubuhnya untuk menghindari jebakan duri tersebut.

Namun, saat dia di udara, serangan pedang dari musuh lainnya datang dengan cepat. Akan tetapi serangan tersebut terblokir, panel kaca yang tercipta dari Prisma Everlasting milik Nine melindunginya.

ABYSS, NEW WORLD ORDERWhere stories live. Discover now