chapter 54 (end)

426 77 3
                                    

Don't like don't read



















Di dalam ruangan itu sedang terjadi sedikit keributan karena kedua wanita yang tadi meminta izin untuk ke toilet belum juga sampai padahal ini sudah lebih dari 40 menit setelah kepergian mereka. Mereka sudah menelpon Riana dan ana berkali kali namun tidak di angkat. Sampai akhirnya mereka menyusul ke toilet namun tidak menemukan siapa siapa membuat semua orang kalang kabut.

Cctv! Benar kenapa ia tidak terpikir sedari tadi

"Cek cctv" ucap Arlan

Mereka pun berbekas memeriksa cctv yang berada di jalan yang di lalui mereka untuk ke toilet. Awalnya biasa biasa aja namun beberapa saat kemudian rahang mereka mengeras menahan emosi yang hampir membludak ketika mereka melihat ana dan Riana yang di bawa oleh 2 orang berbadan besar yang mengenakan topeng, kemudian kedua pria itu memasukan keduanya ke dalam sebuah mobil lalu mobil tersebut melaju meninggalkan area restoran dengan kecepatan penuh

Tanpa pikir panjang Arlan langsung saja melacak lokasi ana dan Riana saat ini. Untung tadi ana memakai sepatu yang terdapat GPS yang ia pasang.

Semuanya memperhatikan Arlan yang sedang melacak lokasi ana berharap jika itu membuahkan hasil, tadi mereka sudah menghubungi bawahannya untuk mencari keberadaan mereka berdua namun belum membuahkan hasil dan kini harapannya ada pada Arlan

"Ketemu" gumam arlan setelah beberapa saat melacak lokasi ana. Ternyata jarak dari sini ke tempat tersebut cukup jauh

"Aku pergi" ucap Arlan

"Kemana?" Tanya reynand

"Bunda"

"Kamu menemukan lokasinya?" Tanya reynand di balas anggukan oleh Arlan

"Kalo begitu aku ikut" ujar reynand

"Tidak, tetaplah disini sampai aku menyuruh kalian untuk menyusul"

"Ayah tidak mengijinkannya Ar! Setidaknya bawa ayah atau samudra!" Ucap reynand sembari menatap manik kelam keponakannya

"Sudahlah cepat ayah" ucap Arlan dengan tergesa-gesa

Ia takut, takut jika bundanya di apa apakan oleh mereka, takut jika bundanya kembali meninggalkannya lagi, ia bersumpah akan membalas orang itu berkali kali lipat jika berani menyakiti bundanya

Arlan bergegas keluar dari ruangan itu menuju parkiran sedangkan reynand masih berada di sana

"Jika ingin menyusul bawa polisi juga" ucap reynand

"Tapi aya--"

"Diam lah jangan membantah" potong reynand

Ia dengan cepat menyusul Arlan ke parkiran tak mempedulikan banyak pasang mana yang menatap ke arahnya dengan keheranan

"Arghhhhhh" teriak frustasi samudra

Kenapa? Kenapa sekarang ia merasa sangat tidak berguna?

"Sudahlah bang cepat lapor ke pihak kepolisian" ucap tenggara

....

Disisi lain tepatnya di sebuah rumah tua yang terlihat tak layak huni di tengah hutan, udara dingin terasa menusuk kulit Di dalam rumah tua itu terdapat dua orang wanita yang di sekap. Siapa lagi kalau bukan ana dan Riana.

Matanya yang semula terpejam kini mulai mengerjab menyesuaikan cahaya. Ruangan itu begitu gelap dan hening, hanya terdengar suara angin yang berhembus dengan kuat serta suara serangga

Ia menoleh ke arah samping dan menemukan Riana yang masih belum bangun akibat obat bius, ia pun berusaha mendekati Riana namun tangan serta kakinya terikat, dengan bersusah payah ia mendekat ke arah Riana

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang