aku masih bisa merasakan darah yang hangat mengenai kedua tanganku, saat aku membunuh 2 orang pria yang sudah membunuh keluargaku.
Hari itu adalah sore yang damai kami sekeluarga baru pulang dari berlibur ke pantai.
Langit yang berwarna orange begitu indah.
"Astaga Karllan mengapa kau tidak tidur saja, kau pasti lelah"ucap seorang wanita parubaya yang memiliki ekspresi lembut di wajahnya.
"Tidak apa apa ibu, aku tidak mengantuk"ucapku menyentuh seorang gadis berusia 13 tahun yang tertidur di sampingku.
"Karllan, benar benar sudah dewasa ya sekarang "ucap seorang pria berambut coklat tua sembari tertawa.
"Benar sekali, padahal kemarin dia adalah anak kecil berumur 7 tahun yang menggendong adiknya dengan tangan gemetar"ucap ibu tertawa.
"Ya waktu benar benar sudah berlalu lama, sekarang anak sulung kita sudah berusia 21 tahun"ucap ayah tertawa kecil.
"Ayah.... "Ibu berteriak keras saat melihat sebuah motor yang melawan arus.
Ayah membanting stir dengan tergesa lalu malah menabrak bahu jalan yang terpasang besi pembatas dan membuat kami masuk ke jalur yang berlawanan.
"Karllan, Zieran"teriak ayah melihat kebelakang.
"Tidak apa apa, kami tidak apa apa"ucapku yang menahan tubuh adikku.
Kukira kesialan itu akan berakhir disana namun ternyata tidak.
Seorang pengemudi truk yang mabuk datang dengan kecepatan penuh, dengan oleng truk itu terus melaju keras.
Ibu yang tak menyadari truk itu datang terlambat memberitahu ayah, dan ketika truk itu sudah benar benar di depan mata tabrakan pun tak bisa terhindar.
Aku dan adikku terlempar keluar dari mobil sedangkan ibu dan ayahku masih berada dalam mobil itu.
Suara tabrakan terdengar keras, bagian bemper mobil itu benar benar hancur.
"Ayah... Ibu... Zieran...?" Perlahan aku mulai bangkit dari tempatku.
Gesekan tubuh dan aspal membuat wajah serta dadaku tergores cukup parah.
Brrrk...
Tiba tiba truk itu bergerak lagi tanpa terkendali.
Aku melihat keara adikku yang terkapar tepat di tengah jalan tak sadarkan diri.
"Zieran...."teriakku mencoba berlari namun luka di lututku membuat kedua kakiku seperti lumpuh.
Truk itu tiba tiba bergerak kembali dan mencoba melewati jalan mencoba kabur.
"Zieran bangun, Zieran....."teriakku keras berlari karna truk itu benar benar semakin dekat.
Tapi...
Aku terlambat.
Aku kurang 2 langka dari truk itu dan yang ku dapati hanyalah kepada adikku yang terlempar dan menghantam kepalaku keras.
Hari liburan kami malah menjadi hari kematian seluruh keluargaku.
Hari yang awalnya menyenangkan malah menjadi hari yang paling mencekam.
Seluruh keluargaku mati karna kecerobohan 2 pengendara ugal-ugalan. Bahkan polisipun bekerja seperti enggan dan tidak sama sekali mencoba untuk menemukan kedua pelaku yang telah menghabisi nyawa ketiga keluargaku.
Gigiku terus bergerak bersamaan dengan kuku jariku yang semakin terpotong.
Kuku ibu jariku semakin pendek dan akhirnya meneteskan darah.
![](https://img.wattpad.com/cover/376674565-288-k871083.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembalasanku (Harem BL)
Mystery / Thriller"aku memutuskan pertunangan denganmu" teriak pria berambut pirang yang tak lain adalah pangeran. dan seorang gadis yang menangis di tengah tengah aula yang merupakan seorang Villainess itu. gadis itu di permalukan oleh pangeran dan hanya mampu menan...