chapter 10

37.3K 1.7K 16
                                    

Edited : 02/12/2017

Setelah sampai dirumah Fyco langsung masuk dan menghempaskan tubuhnya kasar ke sofa ruang keluarga.

“kamu kenapa fy?” tanya Mytha heran melihat adiknya pulang dengan wajahnya ditekuk.

“gue pengen pindah sekolah cess.” jawab Fyco malas.

“loh kenapa ? Baru juga masuk sehari masa mau pindah sekolah.” jawab Mytha tambah bingung.

Akhirnya Fycopun menceritakan semua kejadian yang dialaminya di sekolah. Mytha yang mendengarkannya pun paham perasaan Fyco, karena itu juga yang dirasakan Mytha. Tanpa melihat kejadian itu Mytha tahu bagaimana paniknya mantan kekasihnya itu. Fyco yang melihat perubahan ekspresi Mythapun tau bahwa kakaknya sedang bersedih

“sudahlah princessku sayang, nggak usah sedih lagi yaaa. Lupain dia okey.” ucap Fyco sambil mengusap pipi kakaknya.

Mytha hanya tersenyum, dia bersyukur kini ada adiknya yang menemaninya saat dia sedang sedih.

“yasudah, kamu istirahat gih. Nanti malem kita makan diluar aja ya, aku malas memasak hari ini, aku ingin ngedate sama kamu.” rayu Mytha.

Fyco mengangguk mengiyakan dan mengusap kepala kakaknya. Lalu dia beranjak dari ruang keluarga dan pergi ke kamarnya.

****

Malam harinya Mini terbangun dari tidurnya.

“sudah jam berapa ini.” batin Mini sambil melirik jam di atas meja.

Diapun memencet bel khusus. Tak lama kemudian suster datang dan memeriksa Mini.

“opa mana sus?” tanya Mini.

“tuan di ruang keluarga non bersama kakak-kakak non.” jawab suster ramah. Minipun hanya terdiam. Tak lama kemudian the Twins masuk ke kamar .

“hey mbem udah bangun.” sapa Dino langsung mencium kening adiknya itu.

“emmh bau kecut.” canda Dino. Mini langsung cemberut membuat Dino terkekeh. Doni yang melihatnya pun tersenyum.

“udah enakan dek?” tanya Doni mendekati Mini.

“udah bang.” jawab Mini sedikit lemas.

Sesuai perkataannya tadi pagi. Pak Wijaya datang kerumah opa namun tak ditemani istrinya. Dia tau bahwa opa tidak akan suka dengan Rosa. Saat masuk ke dalam rumah pak Wijaya disambut Flo.

“ayah~.” sapa Flo sambil memeluk ayahnya.

Flo memang tidak pernah marah pada pak Wijaya, dia hanya tidak betah diirumah jika ada wanita itu. Flo juga ingin menemani Opa yang tinggal di Rumah utama sendirian.

“hey princess ayah, ayah rindu sekali padamu princess.” ucap pak Wijaya membalas pelukan anak sulungnya itu.

“kenapa kamu tidak pernah kerumah, apa kamu tidak rindu pada ayah.” lanjut pak Wijaya.

“Flo sangat kangen ayah. Tapi ayah tau kan kenapa Flo tidak pernah kerumah. Jangan paksa Flo ayah,” ucap Flo manja.

“baiklah ayah tidak akan memaksa. Namun jika kamu tidak mau ke rumah, mampirlah sering-sering ke kantor ayah.” ucap pak Wijaya.

“iya ayah Flo akan sering mampir ke kantor ayah. Ayah juga mampirlah kesini kalau kangen Flo.” rajuk Flo.

“baiklah mari kita saling janji kelingking.” ucap pak Wijaya sambil mengajungkan jari kelingkingnya.

“ihh ayah Flo bukan anak kecil lagi.” sungut Flo namun tetap saja mengikuti janji kelingkingnya.

Pak Wijaya hanya terkekeh melihat perilaku manja anak gadisnya yang sudah beranjak dewasa itu.

MAFIA CANTIK (ON EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang