chapter 60

24.3K 1.1K 0
                                    

Malam harinya. Saat tengah tertidur, Devan merasakan kepalanya sangat pusing. Dia terbangun dari tidurnya.

"kenapa tiba-tiba kepala gue pusing" gumam Devan memijit-mijit kepalanya.

Dia merasakan ada suatu cairan yang keluar dari hidungnya. Dia menghapus .

"apa ini? gue kan gak flu" gumam Devan.

Karena saat itu ruangan gelap, lampu dikamarnya dia matikan jadi dia tidak melihat cairan apa itu. Devan menghidupkan lampu kamarnya. dia kaget dengan apa yang dilihatnya.

"daraaah" seru Devan panik.

Kini ditangannya penuh dengan darah bahkan hidungnyapun masih mengeluarkan banyak darah. Devan langsung berlari ke kamar mandi. Dia membersihkan hidung dan tangannya. Dia menyumpal hidungnya dengan tisu dan mendongakkan kepalanya agar menghentikan darah.

"kenapa bisa mimisan ya. seumur-umur gue gak pernah mimisan" gumam Devan heran dia mengganti kaosnya yang terkena sedikit darah.
Dia kembali berbaring di ranjangnya dan berusaha untuk tidur, tapi karena pusing dia jadi tidak bisa konsentrasi untuk masuk ke alam mimpi.

"kenapa pusing banget sih ni kepala. Apa gara-gara abis mimisan tadi ya" sungutnya.

Dia mengambil obat-obatannya dan meminumnya. Setelah meminum obat, sakit di kepalanya berangsur-angsur hilang dan dia juga mulai mengantuk tak berapa lamapun dia akhirnya tertidur.

Ke esokan harinya.

"elo berangkat bareng gue kan mbem?" tanya Dino kesekian kalinya.

"iyaaa baweeeel".

"yaudah gue tunggu di mobil" jawab Dino.

Mini hanya mengangguk. Tak berapa lama Mini turun dan menemui Dino yang sudah nangkring di atas kap mobilnya.

"lama banget sih" sungut Dino.

"elo gak liat nih gue lg punya satu tangan. Ya pasti lama lah" omel Mini.

"yaudah buruan masuk. Ntar telat" ucap Dino masuk ke mobil diikuti Mini.

Di tengah perjalanan Dino merasakan hpnya bergetar. Dia mengambil hpnya yang berada di saku seragamnya. Dia melihat nama Doni tertera di hpnya. Dino mengernyit bingung.

"ngapain Doni nelfon gue" gumamnya.

"kenapa bang" tanya Mini.

"mmm enggak gak apa-apa" jawab Dino mereject telfon Doni. Beberapa saat kemudian

*klunting.
Dino mendapatkan sms, dia segera mengecek lagi. Matanya terbelalak membaca sms itu. dia menatap Mini cemas. Sesampainya di sekolah mereka segera turun.

"mbem!" panggil Dino.

"napa?' tanya Mini, tampak sekali wajah abangnya itu gelisah.

"lo kenapa?" tanya Mini lagi.

"gue ga bisa masuk hari ini. gue ada urusan" jawab Dino cemas. Mini hanya menatap abangnya itu bingung.

Tiba-tiba *tiiiin suara klakson mobil,
Dino melihat mobil Doni yang ada di depan gerbang.

"nih lo ambil kunci mobil gue. Ntar gue nyuruh dika atau siapalah buat nganterin elo pulang pake mobil gue. Jangan sampek elo naik mobil sendiri" ucap Dino tegas.

"eh tapi.tapii" teriak Mini saat abangnya sudah jauh darinya.

'ada apa sih kok mereka kelihatan cemas gitu' batin Mini bingung.

Mobil Doni sampai disebuah pelataran rumah sakit. mereka segera turun dari mobil dan menuju ruang UGD. Terlihat disana Dhea memeluk Mama Vania tengah menangis.

MAFIA CANTIK (ON EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang