chapter 80

22.1K 1K 4
                                    

Selenia membuka matanya, "dimana aku" gumam Selenia. Dia menatap sekeliling. 'danau' batin Selenia. Dia merasakan kepalanya berdenyut nyeri. Dia mencoba meredakan rasa sakit itu, tapi tidak berhasil

"aku lupa membawa obat" gumam Selenia. Dia menoleh kearah tempat yang dari tadi tempatnya pingsan, dia mengelus nisan betuliskan nama Devan.

"terimakasih Dev, aku akan selalu mencintaimu" gumam Selenia lalu mencium nisan itu. dia bangkit berdiri namun keseimbangannya menurun. Karena kepala yang masih berdenyut nyeri. Selenia memaksakan untuk berjalan kembali ke Villa dan menelepon taksi.

Sampai taksipun datang dia masih merasakan kepalanya yang berdenyut nyeri

"mari mbk masuk" ap supir taksi itu, Selenia berjalan lesu kedalam taksi.

"apa kita perlu ke rumah sakit?" tanya Supir taksi itu, selenia hanya menggeleng.

"tapi muka mbk pucat loh" ucap supir taksi itu lagi. "saya tidak apa-apa pak, tolong antarkan saya ke tempat saya tadi" ucap Selenia lemah. Supir itu mengangguk dan mulai menjalankan taksinya. Selenia mencoba memejamkan matanya sejenak untuk meredakan rasa sakitnya.

(SKIP)

"kita sudah sampai mbk" ucap supir taksi membangunkan Selenia. Selenia terbangun dan amsih merasakan kepalanya berdenyut.

"bisa antarkan saya sampai ke depa rumah pak, rumah yang paling besar disini" gumam Selenia. Supir taksi langsung menjalankan taksinya,

"apa ini rumahnya mbk?" tanya Supir taksi itu berhenti disebuah rumah yang gerbanng yang cukup tinggi. Selenia membuka matanya,

"ya pak, terimakasih" ucap Selenia memberikan uang kepada supir taksi itu, sesuai janjinya. Selenia lalu berjalan keluar dan melambaikan ke arah supir taksi. Para penjaga langsung menyambut kedatangan Selenia.

"nona dari mana saja? Tuan muda dan Nona Flo mencari anda" ucap Pak Amin,

"nona sakit?" timpal pak Sony sedikit khawatir.

"tidak pak saya baik-baik saja. Mungkin kelelahan, terimakasih saya masuk dulu" ucap Selenia lalu berjalan ke rumah

"tahan selenia, sebentar lagi" gumamnya menguatkan diri sendiri. Selenia berjalan sempoyongan, kepalanya berdenyut nyeri sekali. Matanyapun sudah mulai kabur. dia menatap pintu utama yang menjulang, Selenia membuka pintu dan yang ada di pandangannya pertama kali adalah Mark, 'aku sudah tidak kuat' batin Selenia

"mark.." gumam Selenia. Selenia dapat mendengar jelas bahwa Mark berteriak emnyebut namanya. Karena sudah tidak kuat lagi akhirnya Selenia ambruk, tapi dia merasakan bahwa Mark menopang tubuhnya.

"Seleniaaa bangun Sel, bangguunn" seru Mark panik. Selenia memandang ke Mark sebentar

"sa.....kit" gumam Selenia lirih, lalu dia meringis kesakitan memegangi kepalanya.

"jangan-jangan kambuh lagi" gumam Ellen.

"telepon Lusi" seru Mark lalu menggendong Selenia menuju kamarnya dengan panik.

Selenia dapat mendengar samar-samar suara Mark yang mencoba membuatnya tetap terjaga ditengah rasa sakit yang mendera. Namun tiba-tiba semuanya sunyi. Selenia pingsan

***

"Selenia bangun" seru Mark saat melihat matanya tertutup, Lusi baru saja datang.

"bagaimana bisa terjadi lagi, kamu tidak awasi dia" ucap Lusi panik. Duduk disamping ranjang Selenia dan langsung memeriksanya.

"dia sempat pergi tadi pagi entah kemana. Dia bilang mau jalan-jalan dan pulang-pulang seperti ini" ucap Mark khawatir.

"kamu ceroboh" sungut Lusi setelah memberi suntikan.

MAFIA CANTIK (ON EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang