chapter72

22K 1K 4
                                    

Ellen merasakan sesuatu yang aneh, dia merasa diawasi. Insting pembunuh bayaran memang dapat diandalkan setiap saat. Dia menoleh ke arah jendela namun tidak ada siapa-siapa yang terlihat namun dia yakin tadi ada seseorang yang mengintip mereka dari sana.

"mmm gue buang air putihnya dulu" ucap Ellen lalu berjalan ke arah jendela, dia membuka jendela dan melihat keluar, dia melihat ke bawah juga, dahinya mengernyit.

'betul dugaanku. Ada seseorang disini. Tapi siapa' batin Ellen saat melihat bekas sepatu di tanah dekat jendela Mini. Ellen langsung menoleh khawatir ke arah Mini.

'jangan sampai kamu dalam bahaya little angel' gumam Ellen khawatir.

"Mark" panggil Ellen menghampiri Mark yang sedang makan.

"kita harus bicara" bisik Ellen.

"nanti aja. gak tau orang sedang makan apa" gerutu Mark.

"ini tentang keselamatan Mini" bisik Ellen lagi. Mark langsung tersedak makanan, cepat-cepat dia meminum teh yang ada di depannya. Mark langsung menatap Ellen serius.

"kita bicara diluar" ucap Ellen, mark hanya mengangguk dan mengikuti Ellen belajan keluar.

"ada apa" tanya Mark serius.

"sepertinya tadi ada yang memata-matai Mini" gumam Ellen. Mark mengernyit heran.

"siapa?" tanya Mark. Ellen hanya menggendikkan bahu.

"tadi aku periksa di jendela, di tanah dekat jendela seperti bekas injakan sepatu. Sepertinya bukan orang baisa. Soalnya dia bisa tau kalau insting pembunuh bayaranku bekerja saat dia mengintai" ucap Ellen. Mark terbelalak kaget.

"jadi maksudmu dia pembunuh bayaran juga?" pekik Mark tertahan. Ellen hanya mengangguk

"itu hanya asumsiku saja" ralat Ellen.

"dulu dia tenang waktu kita jauh. Tapi kenapa kita kemari dia malah dalam bahaya" gumam Mark. Ellen juga tidak tahu harus menjawab apa.

"lebih baik kita masuk ke dalam daripada Lusi dan Rio curiga" ucap Mark. Ellen hanya mengangguk

"kita harus perketat penjagaan Mini" ucap Ellen disetujui oleh Mark.

***

*BRAAAKKK

Suara Pintu dibuka kasar terdengar keras. Fyco terlonjak kaget saat dia sedang fokus melihat layar laptopnya.

"loe buat gue jantungan My. Kenapa gak ketuk pintu dulu. Ntar pintu gue rusak. Mahal tuh pintu" omel Fyco kesal.

"kenapa sih my" tanya Fyco ketika melihat kakaknya yang cemberut.

"gue sebel sama Didi" gerutu Mytha.

"sebel kenapa?" tanya Fyco.

"tadi aku ke kantornya jam 3 eh dianya gak ada. Kata Louis assistennya, Dino udah pergi dari jam makan siang katanya ada urusan. Pasti dia selingkuh. Dan makan siang ama wanita lain. Terus dia kehotel !" tuduh Mytha. Fyco hanya menghela nafas.

"gue gak mau ikut campur" tegas Fyco kembali menatap laptopnya.

"ihh elo nih. Sama nyebelinnya" pekik Mytha kesal.

'sabar co, sabar. Sindrom bumil" batin Fyco.

"Princessku Mythaa. Elo itu udah dewasa, elo udah nikah bahkan elo udah mau jadi ibu. Kurangi sedikit sifat ke kanak-kanakan elo. lagian Dino salah dari mananya? Mungkin dia ada urusan penting. Elo gak bisa terus-terusan pencemburu gini, Dino mungkin bisa sabar sekarang, tapi nanti sabarnya ada batasan, dia bisa juga marah. elo gak boleh gitu, elo harus percaya sama suami elo. emang suami elo ada tampang playboy apa. lagian ini masalah rumah tangga kalian, so jangan libatin gue. Gue udah pusing ama urusan kantor, gak mau tambah pusing ama masalah kalian" jelas Fyco.

MAFIA CANTIK (ON EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang