Di gudang....
"kamu kira aku bodoh? Kamu sengaja berbicara seperti ini untuk mengulur-ulur waktu kan" ucap Mozart membuat Lily sedikit terkesiap.
"sayangnya ajalmu tidak sekarang nona. Kamu ada diurutan ketiga orang yang harus aku bunuh. Untuk sekarang Aku hanya akan bermain-main denganmu, aku ingin melihat berapa kemampuanmu" ejek Mozart
"apa maksudmu !" bentak Redrose.
"jangan berlagak seperti orang bodoh. Tentu urutan pertama adalah orang yang mempunyai posisi tertinggi. Yang kedua adalah yang paling berharga keluarga kalian, cucu pewaris utama setelahmu. Yang ketiga baru kamu" ujar Mozart.
"prince" desis Lily. tangannya mengepal kuat.
"kamu tidak akan bisa menyentuh mereka" geram Lily
"untuk apa aku menyibukkan kalian disini kalau aku tidak tau bahwa penjagaan rumah kalian tidak dilindungi oleh para pembunuh bayaran terkuat"
"apa maksudmu berengsek" sentak Stef.
*buk
Stef meringis. Ia mendapatkan pukulan dari Philip.
"kamu telah mengirim pesan pada keluargamu kan. Dan aku juga mengirim pesan yang sama . tentunya sekarang mereka yaitu orang-orang terbaik san terkuat di organisasi datang kemari, dan pasti istana megah itu hanya dijaga orang-orang yang tidak mempunyai kemampuan khusus. Jika perhitunganku tepat, sangat mudah melenyapkan 2 orang di top list ku" ujar Mozart lalu tertawa penuh kemenangan.
"bangsat kau !" bentak Lily. dia sudah tidak bisa mengontrol emosinya, hawa pembunuhnya menguar begitu saja.
"ini lebih kuat dari yang sebelumnya" gumam Redrose. ia juga ikut waspada, menatap tajam ke arah para pembunuh bayaran.
Mozart memberikan tanda untuk menyerang. Seluruh pembunuh bayaran menyerang Redrose dan Lily.
"defense" pekik Redrose.
jumlah musuh mereka terlalu banyak, mereka harus menghemat tenaga mereka untuk bertahan.
Lily hanya diam bergeming saat musuh mulai mendekat., namun begitu mendapat serangan, ia secepat kilat berkelit. Bahkan tidak satupun serangan musuh dapat mengenainya. Dia sama sekali tidak menyerang balik. Bahkan tak jarang serangan dari musuhnya di alihkan ke musuh lainnya. Gerakannya benar-benar lincah."benar-benar wanita yang menarik" gumam Mozart menyeringai.
Berkali-kali stef berteriak memperingatkan. Meski Mark hanya diam saja, namun jelas dari pandangan matanya tersirat ke khawatiran. Ia terus mengamati pertarungan Lily. terkadang nafasnya sedikit tercekat saat melihat Lily hampir terkena serangan.
Redrose meski kemampuan hampir setara dengan Lily tapi tetap saja beberapa kali terkena tendangan maupun pukulan dari musuh.
Lily merunduk menghindari tendangan, sekaligus mengeluarkan pisau dari bootsnya. Kini saatnya menyerang, satu kali namun mematikan. Sehingga tidak membuang banyak waktu
"hebat, dia seperti sedang menari, tidak bertarung" gumam Mozart. Tiger menyunggingkan senyum samar. 'kamu menggunakannya Mini' batin Tiger
(On)
*prok..prok..prok
Mark menoleh kearah rumah
"kamu sedang menari dear?' tanya Selenia. Mark tersenyum
"ini bukan tarian liebe. ini jurus pedang" jawab Mark.
"jurus pedang? Kenapa seperti tarian?" tanya Selenia heran
"jurus pedang ini memang diperuntukkan untuk wanita jepang. Tapi aku mempelajarinya karena menarik. Kamu tertarik?" tanya Mark.
"enggak ahh, aku nggak bisa" tolak Selenia
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA CANTIK (ON EDITING)
ActionGadis biasa yang terpaksa menjalani kehidupan gelap karena di darahnya teraliri oleh keturunan terkutuk .. Kehidupan percintaan seorang gadis keturunan mafia dengan banyak drama dan perkelahian yangmembuatnya menduduki status sebagai KETUA MAFIA