chapter 64

22.3K 1.1K 8
                                    

Lusi mengikuti Mini, beberapa kali kakinya terantuk batu nisan. Maklum karna dia saat ini sedang telanjang kaki alias nyeker. Lusi meninggalkan sepatunya di acara pesta seperti cinderella-cinderella gitu. Pikiran Lusi kemana-mana itu membantu Lusi mengusir rasa takutnya terhadap tempat ini. Lusi berhenti ketika Mini berhenti dan menatap sebuah nisan. Tampak sorot lampu senternya menyorot nisan bernama "Elmira Maharani Wirayudha Pratama Biti Wirayudha Pratama"

Mini langsung berjongkok di depan makam bundanya itu. dia tidak menghiraukan bahwa gaunnya nanti akan kotor terkena tanah kuburan. Begitu juga Lusi, dia ikut jongkok disamping Mini. Mini mengusap nisan Bunda.

"bunda, maafin Mini ya dateng disaat seperti ini. Mini tidak membawa bunga untuk Bunda" Dia melepaskan jepitan rambutnya berbentuk Bunga Lily putih.

Dia meletakkan di atas makam bunda. Mini terdiam cukup lama. Semua hening, tidak ada suara apapun kecuali suara hembusan nafas mereka yang terdengar jelas

"kenapa semuanya tega bun?" ucap Mini memecah keheningan.

"kenapa semuanya tega bohongin Mini. kenapa semua nutupin meninggalnya Dev. Mereka takut Mini terpuruk, mereka takut Mini terluka tapi mereka gak sadar kalau perbuatan mereka lebih nyakitin Mini" ucap Mini terisak,

air mata yang dia tahan dari tadi keluar begitu saja. Lusipun ikut terhanyut dalam kesedihan Mini, dia memeluk sahabatnya kini.

"Mini akan pergi bun, Mini akan pergi jauh dari tempat ini. tempat ini penuh kenangan dan Mini gak bisa tinggal disini" ucap Mini membuat Lusi terkesiap.

"enggak Min, elo gak boleh pergi, elo harus tetep disini. Kalo elo pergi gue sama siapa. Cuma elo satu-satunya sahabat gue, gue gak mau kehilangan elo" ucap Lusi terisak.

"gue udah janji ke Dev, gue gak boleh terpuruk saat kepergian dia. Tapi kalo gue disini gue akan semakin terpuruk. Elo tenang aja, gue akan baik-baik aja. gue akan sering ngabarin elo tapi gue mintak elo jangan beritahu siapapun tentang gue. Kalau sampai gue denger gue akan menghilang dari kehidupan kalian selamanya. Gue Cuma butuh waktu buat nenangin diri gue" jawab Mini menghapus air mata Lusi.

"gue akan selalu ada disini, kalau elo butuh gue. Elo kangen gue, gue janji akan datengin elo" ucap Mini menenangkan Lusi. Lusi hanya mengangguk pasrah, dia tidak ingin Mini pergi tapi dia juga tidak ingin Mini terpuruk.

"kalo emang dengan elo pergi, elo akan kuat gue akan dukung loe Min, elo sahabat terbaik gue dan akan selalu begitu" ucap Lusi. Mini hanya tersenyum lalu memeluk sahabatnya itu.

"sebenarnya gue udah tau Lus yang sebenarnya Devan sudah meninggal" ucap Mini lirih membuat Lusi kaget.

"lo tau saat gue tiba-tiba nangis saat kita makan es krim di mall waktu itu" Lusi hanya mengangguk.

"gue punya firasat yang buruk, sepulangnya dari nganter elo, gue sama Ellen ke rumah Devan dan dirumahnya sudah ada bendera kuning" ucap Mini kembali menerawang kembali ke kejadian seminggu yang lalu.

(ON)

"byee Len, Min. Ati-ati dijalan yaa" ucap Lusi keluar dari mobil Ellen.

Mini dan Ellen mengangguk. Mereka melajukan mobilnya meninggalkan rumah Lusi.

"Ellen" panggil Mini.

"ada apa little angel?" tanya Ellen.

"anterin gue ke suatu tempat" ucap Mini membuat Ellen bingung.

"kemana?" tanya Ellen.

"ke rumah Devan" jawab Mini datar.

Tanpa banyak bertanya Ellen langsung melajukan mobilnya menuju rumah Devan.

MAFIA CANTIK (ON EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang