Nafas Anastasya terasa terhenti mendengar apa yang baru saja disampaikan Ilham yang merupakan ayah dari Anastasya begitu dia memasuki ruang tamu. Sungguh tidak menyangka Ayahnya bisa membuat keputusan sendiri tanpa bertanya terlebih dahulu kepada yang punya badan, Anastasya bukan bermaksud tidak menghormati orangtua atau mau jadi anak durhaka, akan tetapi ini menyangkut masa depan dan kebahagian yang akan dia tanggung dan rasakan seumur hidup.
Ayah yang selama ini dia anggap sangat menyayanginya, memanjakannya dan bahkan selalu menuruti setiap kemauannya itu saat ini dia rasakan menjadi seorang ayah yang terlalu memaksakan kemauan sendiri dan tidak memikirkan kebahagiaan anak satu - satunya.
"Ayah...kenapa ayah tidak tanya dulu dengan Tasya mengenai hal ini sebelum melakukannya, perlukah ini semua dilakukan ayah?" suara Anastasya yang biasa dipanggil Tasya itu bergetar dengan mata yang tidak bisa ditahan untuk tidak mengeluarkan air mata.
"Tasya, ayah rasa ini adalah jalan terbaik untuk keluarga kita, untuk kelangsungan perusahaan keluarga kita." Makin berdegup kencang jantung Tasya mendengar jawaban ayahnya.
"Tapi Tasya masih belum bersedia nikah, Tasya masih muda lagi yah.... umur Tasya masih 26 tahun. Lagian Tasya tidak kenal dan tidak pernah tahu sedikitpun dengan orang yang mau ayah nikahkan dengan Tasya." Jawabnya cepat, dari ekor mata dapat dilihat tatapan Ilham sangat tajam kearahnya.
"Laki - laki pilihan ayah jauh lebih baik dan pantas jadi menantu dirumah ini dibandingkan dengan siapa itu, teman laki - laki kamu yang tidak tahu menghargai orang tua". Seketika Tasya teringat akan Aries yang selama ini menemani hari - harinya. Memang diakuinya Aries tidak pernah bertemu dengan ayah dan ibunya, itu yang selama ini dikeluhkan oleh Ilham dan isteri. Setiap kali datang jemput dan antar Tasya, Aries hanya menunggu di dalam mobil depan pagar rumah. Asal Tasya ajak masuk rumah selalu mengelak, ada saja alasannya.
"Ibu rasa pilihan ayah kamu itu tidak salah nak, Mikhael anak yang baik, ibu dan ayah ingin ada yang meneruskan perusahaan keluarga kita. Kamulah anak kami satu - satunya dan kamulah harapan kami nak". Ibu yang dari tadi hanya diam ikut bersuara sambil mengelus lembut rambut Tasya. Ooh namanya Mikhael, gak pernah dia dengar nama itu. Entah dari mana ayahnya menemukan laki - laki tersebut. Sungguh masih sangat sulit untuk diterima. Makin kuat Tasya peluk ibunya, dia juga ingin seperti teman - teman lain yang menikah karena cinta, karena suka sama suka dan saling mengenal pasangan masing - masing. Dan orang tersebut adalah Aries.
"Tapi bu, ba..bagaimana dengan Aries. Ibu tahu kan kalau selama ini Tasya cinta sama Aries, tak bisakah ayah terima dia?" kata Tasya terbata - bata sambil terisak.
Mendadak Ilham berdiri sambil berkacak pinggang, "tinggalkan saja kawan kamu itu, sampai kapanpun ayah tidak akan terima dia. Keputusan ayah tidak bisa dirubah, Tasya tetap harus menikah dengan Mikhael". Sambil berkata begitu Ilham langsung melangkah menuju kamar. Tasya merasakan ibunya menghela nafas perlahan, Tasya tahu selama ini Kinanti selalu mengikuti keinginangan ayah dan tidak pernah sekalipun terlihat melawan perkataan suaminya.
"Sudahlah Tasya, turuti keinginan ayahmu itu. Kamu harus tahu nak, dimanapun orang tua selalu mengharapkan anaknya dapat hidup bahagia. Yakinlah bahwa ayah pasti sudah memikirkan dan memilih yang terbaik untuk pendamping hidup kamu nak. Ibu sendiri sudah pernah bertemu dengan Mikhael, selain tampan dan kaya....dia juga laki - laki yang sangat bertanggung jawab terhadap pekerjaannya". Bujukan Kinanti itu serasa sebuah pembelaan terhadap laki - laki tersebut.
'halaaahh tampan, dan kaya itu...dimana ada laki - laki tampan apalagi kaya mau saja dijodohkan dengan orang yang tidak dia kenal, tak bisakah dia cari calon isteri sendiri'. Batin Tasya sambil mengesat air mata yang masih menetes.

KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS KASIH
RomanceTerkadang orang tua yang sangat menyayangi dan mencintai anaknya, tidak akan pernah berfikiran mengecewakan anaknya dengan memaksakan keinginan. Tetapi lain yang dirasakan Anastasya, yang harus merasakan kekecewaan meninggalkan orang yang dicintainy...