BAB 47

9.1K 283 10
                                    

Hei...hei...lama banget ya kali ini updatenya. Baru kembali beraktifitas setelah mudik yang benar - benar termanfaatkan untuk kebersamaan keluarga. Terima kasih buat followers yang sudah tidak sabar menunggu kelanjutan cerita ini. Semoga update selanjutnya tidak lama - lama amat ya hehe. Semangat!!! Selamat malam minggu semuanya :)

================================================================

Ceklek!


Mikhael yang sedang merapikan baju kemejanya di depan cermin menolehkan pandangannya ke arah pintu begitu mendengar suara pintu dibuka. Senyuman tersungging di bibirnya begitu melihat wajah Daniel muncul di balik pintu. Anaknya itu pagi ini kelihatan sungguh menggemaskan, rambut lurusnya terurai pendek di depan dengan wajah yang putih mulus dan pipi yang chubby. Ditambah lagi saat ini dia memakai kaos popeye dan celana pendek jeans.

Mikhael melangkah masuk ke dalam kamar dengan girang.

"Mom..." Daniel yang akan berteriak memanggil Anastasya langsung terdiam begitu mendapat isyarat dari Mikhael untuk jangan berteriak melalui gerakan tangannya yang diletakkan di bibirnya. Didekatinya Mikhael dan manarik celana Mikhael pelan agar Mikhael melihat kearahnya.

"Mau cama Mommy Dad..." bisik Daniel. Dia merasa rindu dengan Anastasya karena sejak kemarin sore tidak melihat Mommy-nya. Pulang dari kumpulan arisan dengan teman - teman Nenda-nya sudah jam 8 malam dan karena kecapekan dia tertidur di mobil. Tadi pagi pun sebenarnya agak jengkel karena yang bantu mandikan Kak Siti bukan Mommy seperti biasanya. Tapi dia akur begitu dikasih tahu Mommy kurang sehat.

Mikhael menundukkan dirinya agak sejajar dengan Daniel dan mengangkat tubuh kecil itu dalam dukungannya. Dulu sebelum menjaga Daniel dia tidak tahu kalau ternyata semangat dan kebahagiaan hidup akan berlipat kali ganda dengan dia menjaga dan merawat Daniel setulus hati. Tidak merasa keberatan atau capek setiap hal yang berhubungan dengan Daniel selama ini. Terlebih Daniel ternyata cepat pulih dari kehilangan dan tumbuh jadi anak pintar dan mudah dikasih tahu.

"Mommy masih tidur sayang, lagi kurang enak badan jadi tidak boleh diganggu istirahatnya." kata Mikhael memberi pengertian ke anaknya itu. Daniel menekuk mukanya sebagai bentuk rasa kecewa tidak bisa bermain dengan Mommy-nya. Mikhael mencium pipi anaknya dan membawanya duduk di sofa, kasihan sebenarnya melihat kekecewaan anaknya. Daniel menyandarkan kepalanya di dada Mikhael dengan satu tangan dimasukkan ke mulutnya seperti yang dilakukan biasanya kalau merasa sedih dan kehilangan. Mikhael mendesah dan menarik tangan Daniel dari mulutnya.

"Hey, kenapa pagi - pagi mukanya jelek begini. Mana anak tampan Daddy nih?" kata Mikhael sambil mengelus rambut lembut anaknya itu yang ternyata tidak mendapat tanggapan. Wajah Danile masih fokus melihat Anastasya yang bergelung di tempat tidur.

"El udah mandi?" kembali Mikhael bertanya untuk mengalihkan perhatian Daniel. Daniel memandang wajah Mikhael dan kemudian menegakkan badannya di pangkuan Mikhael yang langsung dipegang punggungnya takut jatuh. Daniel menempelkan pipi kanannya pada hidung Mikhael dengan kedua tangan mengangkup wajah Mikhael.

"Hayum kan Daddy?" kata Daniel dengan serius memandang Mikhael. Mikhael tersenyum dengan tingkah laku anaknya yang kadang bersikap dewasa dan juga menggemaskan dengan kepolosannya itu. Diambilnya tangan kanan Daniel dan diciumnya seolah menghirup sesuatu yang harum. Daniel tersenyum senang dengan perlakuan itu..

"Mmmm... anak Daddy dah wangi, pasti dah mandi nih. Siapa yang mandikan sayang?" tanya Mikhael dengan suara pelan agar tidak mengganggu isterinya. Daniel kembali menekuk wajahnya.

"Kak citi tadi yang mandikan, El mau mandi cama Mommy tapi kata kak Citi tidak boleh." jawab Daniel sedih dengan memilin jemari tangannya. Mikhael menghembuskan nafas pelan dan mengusap lembut rambut Daniel. Kelihatannya dia salah bertanya tadi sehingga anaknya kembali mengingat Mommy nya.

SETULUS KASIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang