BAB 39

10.1K 284 9
                                    

Tengtong!

Tengtong!

Terdengar ringtone dari Iphone milik Mikhael saat akan membuka pintu ruangannya setelah selesai meeting pagi tadi. Dilihatnya nama yang tertera dilayar nama isterinya. Mikhael mengerutkan keningnya heran karena harusnya saat ini isterinya sudah ada di ruang periksanya. Digesernya layar Iphone untuk menerima panggilan dari isterinya itu.

"Daddy...." Mikhael langsung menjauhkan Iphone dari telinganya begitu mendengar jeritan Daniel. Heran ternyata yang menelpon anaknya.

"Hey...boy ada apa? mommy tidak berangkat kerja kah?" selidik Mikhael, dari nada bicara anaknya tadi kelihatan girang, kemungkinan karena isterinya itu tidak masuk kerja.

"No...Daddy, El cekalang di lumah cakit cama mommy." terang Daniel dengan gaya bicaranya yang cadel. Mikhael spontan mengerutkan dahinya, agak heran sebenarnya. Biasanya kalau Daniel ingin ikut kerja di Rumah sakit tidak pernah mengabulkan rengekannya dengan alasan banyak penyakit di sana yang mudah masuk ke tubuh anak kecil.

"Yeeaa....seneng dong?" Goda Mikhael.

"Of course Daddy. Kantol Mommy banyak olang." Jawab Daniel antusias. Pasti yang dimaksud adalah pasien - pasien jantung isterinya. Siapa lagi kan?

"Okey, El jadi anak baik ya sayang. Jangan ganggu kerja Mommy. Mommy ada sayang?" tanya Mikhael pada anaknya yang mendapat anggukan dari Daniel seolah daddy-nya dapat melihat apa yang di lakukan. Mikhael mununggu dalam keheningan ditalian telpon.

"Hallo By, ada apa?" sapa suara di seberang dengan lembut yang seketika membuat rindu pada pemilik suara itu.

"Mmmm Wife, tumben bawa El hari ini?" selidik Mikhael dengan lembut.

"Oh iya, hari ini Tasya hanya bentar aja dinas. Rencana mau periksakan gigi El nanti ke Dokter Yahya. Maaf By tadi gak minta ijin Hubby dulu." jelas Anastasya mengatakan yang sebenarnya. Mikhael mengerutkan keningnya.

"Gak apa - apa sayang. El sakit gigi? Kedengaran ceria saja tadi bicara di telpon." ujar Mikhael makin penasaran.

"Iya memang Daniel gak sakit kok, periksa berkala aja untuk pencegahan biar gak rusak. Tahu sendiri kan El makannya kayak gimana."

"Oohh okey...ntar waktu makan siang nampir ke kantor sini ya, kita makan siang sama - sama. Wife gak sibuk kan?" tawar Mikhael sambil tersenyum. Seingat dia hari ini tidak ada pekerjaan yang urgent.

"Ya By...nanti kami ke sana jam 12 kurang dikit, mudah - mudahan dokter Yahya tidak full pagi ini jadi gak antri." balas Anastasya.

"Okeylah....Hubby mau kembali kerja dulu. Ciumkan saya untuk El sayang." kata Mikhael sebelum menutup sambungan telpon. Setelah kembali meletakkan iphone di meja terukir senyum di bibir Mikhael, dia merasa bahagia hanya dengan membayangkan isteri dan anaknya.

Tidak lama kemudian kembali Mikhael melanjutkan pekerjaannya memeriksa proposal kerjasama yang masuk. Perusahaan ini sejak diserahkan kepada dia untuk mengelolanya memang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Mikhael merupakan orang yang dingin di dalam menjalankan bisnisnya dan gigih dalam mengupayakan terjadinya kerjasama dengan perusahaan - perusahaan besar lainnya.

Braaakkk!!!

"Sayang..." suara pintu yang dibuka dengar keras membuat dia mendongak kaget. Lebih kaget lagi jika mendengar siapa yang menyapanya. Dibelakang wanita itu Tesa dengan takut - takut menundukkan kepalanya.

"Maaf pak, tadi sudah saya larang tapi maksa masuk." kata Tesa pelan masih dengan mata yang menatap lantai.

"Hey! Siapa kau larang - larang aku!" sergah wanita itu sambil menekan dahi Tesa dengan jari telunjuknya. Tesa makin menundukkna kepalanya.

SETULUS KASIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang