BAB 52

5.6K 172 40
                                    

"Ada yang mau diceritakan?" Suara Mikhael mengembalikan kesadaran Anastasya yang saat ini sedang duduk berselonjor kaki di sofa kamar sambil memegang sebuah buku yang bahkan dari tadi tidak dibacanya.

"Maksudnya?" Jawab Anastasya mengkerutkan dahinya. Mikhael tersenyum, menarik Anastasya dalam pelukannya.

"Apa yang sayang pikirkan. Hubby perhatikan dari sejak kemarin melamun aja. Ada apa?"

Anastasya menggelengkan kepalanya.

"Gak ada apa - apa kok By, lagi pengen melamun aja." Jawab Anastasya dan memberikan senyuman untuk menyakinka  suaminya. Mikhael tahu ada yang disembunyikan isterinya dan dia yakin ini ada hubungannya dengan Rachel. Mikhael sangat yakin yang dilihat dia kemarin adalah Rachel.

"Ada ya orang pengen melamun aja." Goda Mikhael sambil mencubit gemas hidung Anastasya.

"Setahu Hubby nih ya, ibu - ibu hamil itu yang ada pengen mangga muda, pengen rujak, atau makanan lainnya. Nah ini ada ibu hamil pengen melamun." Mikhael mencoba membuat suasana hati isterinya senang. Bukannya orang yang lagi hamil tidak bagus terlalu banyak pikiran.

"Nah berarti Adek hebat kan Dad, keinginannya belum pernah ada yang mengalami."

"Aduh Dek, Daddy lebih senang kalau anak Daddy ini minta supaya Daddy belikan rujak cingur dari Surabaya, atau bakpia legong dari Bali langsung daripada kalian melamun." Tegas Mikhael. Dengan lembut mencium rambut Anastasya dan menghirup dalam - dalam aroma wangi rambutnya.

"Aawww....sakit Yang." Teriak Mikhael begitu mendapat hadiah cubitan di pinggang. Anastasya memandang tajam Mikhael.

"Awas ya nanti kalau Tasya benar - benar pengen tidak Hubby carikan."

Mikhael memberikan cengiran kearah isterinya. Beruntung sampai saat ini kehamilan isterinya belum menyusahkan dia.

"Hubby ... " Panggil Anastasya lembut sambil memainkan kancing kemeja suaminya.

"Ya sayang."

"Tasya bahagia punya Hubby dan El."

"Mmm...Hubby juga bahagia punya isteri yang cantik dan ternyata sangat manja ini." Anastasya mengerucutkan bibirnya. Mikhael mencubit bibir isterinya itu dengan gemas.

"Hubby senang kok punya isteri manja, asal manjanya hanya sama suami saja."

"Tasya tidak mau memberikan Hubby atau El sama Rachel." Kata Tasya tegas. Tubuh Mikhael agak menegang, tapi masih dicoba untuk bersikap santai.

"Memang kapan sayang bertemu dengan Rachel." Selidik Mikhael walaupun dia sudah bisa menduga. Anastasya terdiam beberapa saat antara berterus terang atau tidak. Tapi kalau tidak terus terang dia takut  ancaman Rachel.

"Kemarin waktu di mall."

Mikhael menarik nafas berat.

"Jangan dipikirkan ucapan dia."

"Tapi Tasya takut berpisah dengan El By." Jawab Anastasya. Mikhael merenggangkan pelukannya agar bisa melihat wajah isterinya.

"Hanya takut kehilangan El?" Mikhael mencoba meyakinkan. Anastasya menganggukkan kepalanya mantap.

"Kalau kehilangan suami yang tampan ini sayang tidak takut?" Lanjut Mikhael dengan memasang wajah sedihnya. Anastasya agak terkejut dan langsung membelalakkan matanya. Menggelengkan kepalanya.

"Tidak mau By."

"Tidak mau apa?" Mikhael mencoba membuat suaranya datar.

"Tasya tidak mau kehilangan Hubby
Tasya juga tidak mau pisah sama El." Jawab Anastasya dan langsung memeluk suaminya. Mikhael tersenyum bahagia dan mengelus punggung Anastasya.

SETULUS KASIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang