Anastasya memandangi wajah anaknya dengan perasaan sayu. Saat ini dia merasa bersalah karena kurang peka terhadap keadaan anaknya dari awal. Dari tadi pagi bangun tidur Daniel sudah mulai rewel dan tidak mau lepas dari dia, mungkin sudah mulai merasa kurang enak badan. Maka dari itu selain rewel dia juga malas makan. Tapi Anastasya pikir itu karena efek manja pengen dekat dengan oarangtuanya seperi hari - hati sebelumnya. Kalau tahu dari awal tadi lebih baik dia minta ijin untuk tidak kerja dan tidak meninggalkannya tanpa sepengetahuan dia pada saat dia masih tidur.
Tadi sempat kembali panik begitu sampai di rumah Daniel muntah - muntah, ditambah dengan kembali menangis saat hendak digendong Mikhael sehingga muntahnya makin menjadi sedangkan yang dimuntahkan sudah tidak ada. Sebenarnya tahu kalau Daniel hanya mau digendong sama Anastasya tapi karena baju yang dipakai Anastasya banyak terkena muntahan sehingga perlu ganti baju.
"Mommy...minum" rengek Daniel dengan mata masih terpejam dalam gendongannya. Saat ini Anastasya berada di ruang keluarga lantai dua. Berdiri di samping jendela kaca besar yang memperlihatkan pemandangan malam sekelilingnya. Biasanya tiap lagi bersantai selalu dibuka jendela itu sehingga udara lebih segar, tapi karena kondisi Daniel yang sakit jadi jendela di tutup karena angin malam akan memperparah sakitnya.
"El sama daddy dulu ya, biat mommy ambil minum dulu di bawah." rayu Mikhael yang dari tadi duduk di sofa depan televisi, akan tetapi matanya dari tadi tidak lepas memperhatikan isterinya.
Daniel menggelengkan kepala lemah dengan mencebikkan mulutnya. Lucu sebenarnya kalau tidak lagi sakit.
"Gak apa - apa By, kita turun aja. Hubby kan belum makan malam." Anastays teringat kalau tadi Mikhael tidak ikut makan malam bersama papa dan mama karena mau makan bersama dengan Anastsya. Mikhael mengangguk dan membimbing Anastasya untuk turun kebawah dan sekilas mencium kepala Daniel.
"Gimana sayang, El dan mendingan?" tanya Aminah saat melihat mereka turun dari tangga.
"Belum ini ma, gak mau dilepas. Diajak tidur di kasur pun tidak mau" jawab Anastasya yang dipandang penuh simpati oleh Aminah.
"Mmmm....dulu kalau sakit tidak pernah serewel ini, mungkin karena ada yang lebih memperhatikan jadi manja sakitnya" kata Aminah sambil mengelus punggung Daniel.
Anastasya melanjutkan langkahnya menuju daput untuk membuatkan susu, tapi didahului suaminya.
"Biar Hubby aja yang buat, kalian duduk aja"
"Hubby gak makan, biar Tasya suruh Mak Temah bantu siapkan" tawar Anastasya.
"Gak apa - apalah wife, Hubby bisa siapkan sendiri. Mak Temah mungkin sudah istirahat." jawab Mikhael sambil menyerahkan botol susu milik Daniel.
Setelah itu Mikhael membuka microwave untuk mengambil sayur yang sengaja ditaruh disana untuk menghangatkan.
Tidak lama kemudian Mikhael kembali duduk disebelah Anastasya dengan dua piring nasi yang sudah dilengkapi lauk. Anastasya memandang dua piring nasi tersebut, Mikhael mengerti arah pandangan Anastasya kemudian tersenyum.
"Kita makan sama - sama" kata Mikhael.
"El mau makan sama mommy tidak sayang?" tawar Anastasya kepada Daniel, karena dari tadi belum mau disuapi makan. Daniel melihat kearah piring dan menggeleng. Mikhael mulai menyuap makananya, mungkin karena sudah menahan lapar dari tadi.
"Sayang dari tadi belum makan lho...nanti kalau sakitnya gak sembuh - sembuh gimana." Anastasya mengelus sayang dahi anaknya itu. Tapi hanya ditanggapi sepi oleh Daniel.
"Nih Yang..." suara Mikhael membuat Anastasya mendongakkan kepalanya. Ternyata sendok berisi nasi sudah ada di dekat mulutnya. Anastasya memandang Mikhael dan Mikhael menganggukkan makananya. Dibukanya mulut Anastastya menerima suapan Mikhael.
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS KASIH
RomanceTerkadang orang tua yang sangat menyayangi dan mencintai anaknya, tidak akan pernah berfikiran mengecewakan anaknya dengan memaksakan keinginan. Tetapi lain yang dirasakan Anastasya, yang harus merasakan kekecewaan meninggalkan orang yang dicintainy...