BAB 16

9.2K 360 2
                                    

"Eh non Tasya kenapa pengantin baru sepagi ini dah di dapur...kasihan suami non.." suara Nurul nyaring memecah kesunyian dapur.

"Tak apalah kak Nurul, sudah tidak bisa tidur lagi. Ini yang turun mau bantu kak Nurul ini" jawab Anastasya.

"Eh gak usah non, non Tasya pasti masih capek lembur tadi malam" kata Nurul sambil menaikkan kening yang ditanggapi Anastsya dengan pasang muka polos itu. Nurul memang sangat akrab dengan Anastsya karena umur mereka yang tidak terlalu beda jauh. Sedangkan Anastasya walaupun Nurul pembantu dirumah tapi tidak pernah merendahkan ataupun bersikap sebagai majikan dengan Nurul, ditambah hobi mereka sama yaitu suka bereksperiment dalam membuat masakan ataupun kue.

"Kerja lembur apalah kak Nurul, kan Tasya masih cuti lagian tadi malam begitu acara selesai kan Tasya masuk kamar langsung istirahat. Jadi mau lembur apanya...." jawab Anastasya.

"Lha memangnya den Mikhael tidak ngapa – ngapain non Tasya toh semalam" tanya Nurul sambil mengedipkan sebelah mata tersengih menggoda Anastasya.

Anastasya yang mulai paham maksud pembicaraan Nurul langsung tersipu malu dan salah tingkah.

"Kak Nurul ini kesitu tanyanya...tidak ngapa – ngapainlah kami tadi malam kak Nurul, orang si Daniel tu ada bersama kami semalam" jawab Anastasya tanpa menoleh ke Nurul, kalau dia menanggapi Nurul sudah pasti akan ditanyai yang bukan - bukan kalau tahu mukanya saat ini sudah semerah buah tomat masak.

"Waaaahhh kasihannya den Mikhael...harus menunda malam pertama", celetuk Nurul sambil manggut – manggut mengelus dagunya seolah kasihan.

"Eh kak Nurul pun tidak tahu kalau den Daniel ada datang kesini tadi malam, bukannya waktu itu sebelum pulang sudah tidur dalam gendongan tuan Pramudya?" tanya Nurul heran sambil melanjutkan kerjaannya menumis bumbu nasi goreng. Sedangkan Anastasya menyiapkan piring dangan gelas di meja makan.

"Itu dia kak Nurul, Tasya pun kaget waktu bangun tidur tadi tiba – tiba ada di samping Tasya. Mikhael bilang tadi malam itu keluar sebentar masih ada yang mau diurus, ternyata Daniel rewel daddynya tidak pulang ke rumah. Ya sudah akhirnya dibawa kesini sekalian" Anastasya menjelaskan keadaan yang sebenarnya. Setelah dirasa semuanya siap, Anastasya berencana untuk naik keatas memanggil ayah ibu dan Mikhael untuk turun sarapan. Mungkin mereka masih kecapekan makanya sampai jam segini belum turun ke bawah

******

Sinar matahari yang menembus tirai lebar jendela Anastasya membuat Mikhael terbangun. Dilihatnya jam di iphone nya sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Dia menolehkan wajahnya ke samping, ternyata Daniel juga masih belum bangun. Disingkapkannya rambut yang menutupi dahi anaknya itu, kemudian dipijitnya lembut jempol kaki Daniel untuk membangunkannya. Mikhael memang sudah membiasakan apabila membangunkan Daniel seperti itu agar tidak bangun mengejut, karena dikhawatirkan selain agar tidak rewel kalau bangun terkejut juga agar tidak sakit kepala karena bangun tidur mendadak.

Daniel menggeliatkan badannya, kemudian matanya mulai terbuka melihat sosok Daddy nya itu.

"Hey...anak daddy dah bangun" tanya Mikhael sambil tersenyum. Kemudian diangkatnya anaknya itu ke dalam gendongannya untuk dimandikan.

"Mmmm mommy..." kata Daniel parau sambil mengucek kedua matanya.

"Mommy ada dibawah sayang, sedang menunggu kita. Nanti kita susul mommy" jawab Mikhael sambil mulai melepaskan pakaian Daniel satu per satu.

"Tapi sebelum itu kita harus mandi dulu..." lanjut Mikhael sambil membawa Daniel masuk ke kamar mandi.

Drrrrtt....drrrttttt....suara getaran telepon genggam Anastasya yang ada diatas meja rias ketika Mikhael mau melangkah ke kamar mandi. Dilihatnya sekilas telpon yang telalu bergetar itu menandakan telpon masuk berkali – kali. Dilihatnya sekilas pada layar telpon yang kelihatan itu, disitu tertera nama ARIES. Mmmm angkat apa tidak....ahhh biarin ajalah nanti bisa – bisa Tasya marah telpon pribadi diangkat. Pikirnya sambil lalu ke kamar mandi.

SETULUS KASIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang