BAB 17

9K 321 11
                                    

Mikhael memarkirkan mobil BMW warna hitamnya di tempat parkir Bandara Soekarno Hatta. Setelah itu mereka bertiga yaitu Mikhael, Anastasya dan Daniel keluar dari mobil dan berjalan beriringan menuju tempat tunggu kedatangan luar negeri dengan Daniel dalam gendongan Anastasya. Saat turun dari mobil tadi Mikahel akan mengambil alih Daniel, akan tetapi ditolak oleh Daniel.

Dilihatnya di papan informasi schedule kedatangan pesawat yang ditunggu masih ada setengah jam lagi pesawat Clara akan mendarat. Setelah itu mereka mencari tempat duduk yang ternyata ramai orang yang menunggu. Setelah menemukan tempat duduk Mikhael meminta ijin meninggalkan mereka untuk ke toilet sebentar. Anastasya hanya memandang suaminya itu dengan sepi dan mendudukkan Daniel di kursi yang ada di sebelahnya.

"Mommy...mau susu..." kata El tiba – tiba memecahkan keheningan diantara mereka.

"Aaaalaaahhh...susu El tadi ketinggalan di mobil lah, tahan ya sayang nanti kita ambil susu kalau aunty Clara sudah datang" jawab Anastasya sambil menatap anaknya itu. Muka Daniel langsung berubah mendung begitu keinginannya tidak dituruti, seketika ada perasaan kasihan melihat muka Daniel yang seperti itu. Walaupun tidak menangis akan tetapi tidak tega melihatnya.

"okey...okey...yuk kita cari disebelah sana" kata Anastasya sambil menujuk sebuah gerai yang kelihatannya menjual berbagai macam makanan ringan. Daniel langsung cepat mengangguk menyetujui.

Dituntunnya Daniel berjalan menuju ke tempat yang dituju itu karena Daniel jalan sendiri jadi dipelankannya langkah Anastasya sambil memegang tangan Daniel. Sesekali Anastasya mengamati langkah Daniel takut tersandung atau jatuh. Dia tidak mau disalahkan Mikhael kalau sampai Daniel cedera atau kenapa – kenapa.

Sesampainya di dekat pintu gerai tersebut tiba – tiba bahunya terasa sengal karena terkena tolakan dari arah depan.

"maaf ...maaf tidak sengaja" kata seorang lelaki di belakangnya, Anastasya spontan menoleh kepala ke belakang. Seketika pandangan mereka bertemu, Anastasya terpaku....air liurnya serasa kesat untuk ditelannya sedangkan laki – laki di depannya menatap dengan pandangan kaget dan tajam serasa menusuk anak mata Anastasya.

"Ta...Tasya..." kata laki – laki tersebut dalam kekagetannya. Tasya tidak dapat berkata apa – apa, lidahnya serasa kelu.

"Ngapain kamu disini" kata laki – laki tersebut yang tidak lain adalah Aries. Aries hari ini sedang menunggu kedatangan temannya dari Singapura. Lagi – lagi Anastasya hanya menundukkan wajah tidak menjawab.

"Kenapa aku call berkali – kali tidak diangkat?" tanya Aries tidak puas hati karena tadi pagi berapa kali telpon tidak satupun dijawab.

Anastasya seperti terkaget mendengar perkataan Aries barusan, karena memang dari tadi bangun tidur lagi di tidak ada memegang iphone nya jadi tidak tahu ada siapa saja yang call.

"Maaf....aku tidak tahu kalau kamu telpon" jawab Anastasya dengan pelan.

"Ooohhh jadi setelah kamu bersama dengan laki – laki lain kamu sudah benar – benar melupakanku sampai call dari aku pun tidak tahu" kata Aries agak sinis dengan tatapan tajam.

Hatinya masih panas lagi dengan pernikahan Anastasya karena da masih belum bisa menerima kenyataan kalau Anastasya benar – benar meninggalkannya, itulah kenapa dia tidak datang di acara resepsi itu.

"Tolong Aries....jangan telpon – telpon aku lagi, carilah perempuan lain selain aku" kata Anastasya setengah merayu, karena dia tidak mau Aries terus berharap padanya karena saat ini status dia sudah menjadi isteri orang.

"Tasya...seperti yang pernah aku katakan dulu, aku tidak akan berhenti untuk menunggumu" kata Aries dengan penuh ketegasan.

"Please Aries...aku sekarang sudah jadi isteri orang pun" Anastasya memohon pengertian sekali lagi kepada Aries.

SETULUS KASIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang