Anastaya masuk ke kamarnya yang merangkap sebagai kamar pengantin saat ini, sedangkan Mikhael tidak tahu entah kemana dia pergi.
Setelah acara pernikahan tadi dan saat semua rombongan kembali menuju rumah Anastasya, Mikhael sudah tidak kelihatan.
Sesuai dengan susunan acara yang telah dibuat, berarti nanti malam akan dilanjutkan dengan acara resepsi yang akan dilaksanakan di rumah Anastasya. Jadi ada waktu bagi Anastasya untuk beristirahat.
Anastasya menunggu juru rias pengantin yang tidak datang – datang ke kamarnya untuk membantunya melepaskan pakaiannya itu. Dilepaskannya satu persatu penjepit dan aksesoris yang menghiasai kerudung di kepalanya itu sambil duduk di kursi depan meja rias di kamarnya itu.
Saat akan melepaskan jepitan yang ada dibagian belakang, Anastasya mengalami kesulitan karena tempatnya yang agak tersembunyi, berkali – kali Anastasya mencoba tetapi masih susah, Anastasya hampir – hampir frustasi dan mendengus kencang seakan mau menjerit memanggil tukang riasnya tadi pagi.
Di tengah rasa putus asanya tiba – tiba dirasakannya ada tangan yang membantu dibelakangnya, Anastasya merasa lega mengetahui juru rias sudah datang.
"Susahlah kak mau buka jepit yang di belakang ini, kuat benar kakak ngaitkannya tadi" kata Anastasya sambil menundukan kepalanya agar lebih cepat terbuka kerudungnya, Anastasya langsung menerka siapa yang datang membantunya saat ini.
Disaat dia merasakan kerudung diatas kepalanya sudah mulai terlepas, Anastasya seolah mulai mencium aroma parfum yang sudah mulai dikenalnya itu. Di tajamkannya penciumannya sambil hidungnya mengendus – endus sekeliling seperti memastikan bau yang sudah mulai diciumnya makin tajam itu. "Ahhh...tidak mungkin lah dia ada disini, dia kan tidak tahu letak kamurku. Ini pasti perasaanku saja" batin Anastasya meyakinkan dirinya sendiri yang kurang pasti itu.
Setelah mendongakkan kepalanya Anastasya langsung terpana, matanya terbelalak dan jantungnya serasa mau melompat keluar.
"Jadi yang dari tadi membantu dia melepaskan kerudungnya adalah Mikhael yang sekarang menjadi suaminya itu" batin Anastasya, darah serasa langsung mengalir ke arah muka Anastasya itu dan berwarna merah menahan malu.
Sedangkan Mikhael dalam hati makin tertarik melihat perubahan wajah Anastasya itu, makin terpesona dan pandangan mata Mikhael tidak berkedip apabila dia melihat Anastasya menahan malu seperti itu. Cukup lama mereka dalam keadaan seperti itu, hening dan saling berpandangan.
"Ma...makasih" kata Anastasya memecah keheningan dengan agak gugup sambil melarikan pandangannya dari ditatap Mikhael. Mikhael hanya senyum dan mengangguk menjawab ucapan terimakasih dari Anastasya itu. Dan berlalu ke arah samping tempat tidur mendekati koper sedang warna hitam miliknya.
Mikhael membuka koper yang tadi dibawa untuk mengambil sepasang pakaian, kemudian berjalan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan berganti pakaian.
Mikhael masuk ke kamar mandi dengan mulut yang tidak bisa menahan senyumnya, dia masih membayangkan wajah Anastasya yang menggemaskan tadi.
Ingin rasanya dia menyentuh pipi isterinya itu, akan tetapi dia takut isterinya mengamuk.
Dia akan sabar menunggu untuk lebih dekat dengan isteri barunya itu, semoga pada saatnya nanti dapat juga dia merasakan untuk membelai istrinya.
Mmm...tiba – tiba perkataan isteri itu terasa begitu indah di dalam pikiran Mikhael dan membuat Mikhael terus tidak berhenti untuk tersenyum.
******
TBC
Hey temans...bab 13 hadir dengan sangat pendek.
jangan lupa voment-nya yuuuaaaa.....
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS KASIH
RomanceTerkadang orang tua yang sangat menyayangi dan mencintai anaknya, tidak akan pernah berfikiran mengecewakan anaknya dengan memaksakan keinginan. Tetapi lain yang dirasakan Anastasya, yang harus merasakan kekecewaan meninggalkan orang yang dicintainy...