Dihempaskannya telpon genggam diatas kasur di kamarnya. Hatinya saat ini sangat - sangat panas mengenang usahanya dari kemarin siang mencoba menghubungi tapi diabaikan saja. Bahkan yang terakhir langsung dirijek.
Nafasnya naik turun dan mondar - mandir di depan meja rias. Rasa hati ingin saja memecahkan kaca cermin yang ada didepannya itu.
"Berani main - main dengan aku ya, lihat saja nanti. Apa yang akan aku kerjakan." kata Rachel sambil menyeringai licik.
Sejak pulang dari Singapora dia berusaha menghubungi Mikhael, karena dia sudah sangat rindu untuk sekedar berbicara dengan tambatan hatinya tersebut. Tapi apa yang didapat, tak ada satupun panggilannya mendapat sambutan. Itu yang membuat dia makin bengang. Memang sebenarnya dari dulu pun Mikhael kurang memperdulikan dia, tapi entah mengapa semakin besar penolakan yang dia terima semakin membuat rasa tertarik itu makin besar dan susah untuk dihilangkan.
Tok! Tok! Tok
Terdengar pintu kamar diketuk yang dia tahu siapa orang yang mengganggunya itu. Tidak lain pasti PA nya seorang.
"Masuk!!" perintahnya dan tak lama kemudian tersembul wajah PA nya sambil tersengih.
"Ada apa?!" tanyanya masih bengang.
"Well...slowly babe. What happened?" tanya Joe penasaran melihat majikannya yang bermuka menyeramkan itu. Sebenarnya dia sudah tidak heran melihat Rachel seperti itu mengingat Rachel memang orang cepat melenting dan emosian. Dia sudah cukup mengenal majikannya itu karena sudah dari awal karier mengikutinya."Mikhael....jual mahal betul, berani mengabaikan aku." jawab Rachel sambil berkacak pinggang. Ingin saja menghamburkan kesalahan pada orang didepannya ini.
"Hey...buat apa mau pusingkan. Kan sudah sering aku sampaikan, lupakan dia cari yang lain. Masih banyak pria tampan lain yang akan bertekuk lutut dengan dirimu." Joy mendekati majikannya, berusaha menenangkan.
"Tidak Joy...aku tidak akan menyerah begitu saja. Lihat saja apa yang dapat aku lakukan sama mereka biar mereka berpisah secepatnya" kata Rachel sambil menyeringai licik.
Joe hanya menggelengkan kepalanya paham dengan watak majikannya itu.
"Aku rasa babe obsesi kamu itu sudah berlebihan." Nasihat Joe. Rachel makin menatap tajam Joe.
"Okey babe...sekarang cepat siap - siap. Sebentar lagi akan ada pemotretan buat iklan shampoo. Jangan sampat terlambat" kata Joe sambil melangkah keluar kamar. Tidak mau lebih lama berurusan lebih lama dengan soal asmara majikannya.
"Sebentar, tunggu 30 menit. Aku mau mandi dulu." Rachel mengangkat tangan sebelah memberi kode pada PA nya.
"Oh ya Joe, tolong secepatnya cari tahu nomor telpon perempuan itu." Perintah Rachel.
"Perempuan siapa?" Tanya Joe kembali sambil menjulurkan kepalanya dari balik pintu.
"Siapa lagi....isterinya Mikhael lah." Jawab Rachel geram. Yang dijawab dengan anggukan oleh Joe dan langsung menutup pintu. Susah mempunyai majikan yang sangat keras kepala.
Di dalam otaknya Rachel sudah ada rencana - rencana yang akan dilakukan kepada Mikhael. Lihat saja nanti, tinggi kah rendah langit itu. Tersenyum licik menghiasai wajahnya.
Dihempaskannya pintu kamar mandi, berusaha mendinginkan otaknya dengan berendam sebentar sebelum Joe marah karena lama menunggu. Soal kedisiplinan memang selalu dia jaga selama dia berkarier di dunia model.
******
Dari tadi Anastasya memandang heran suaminya. Dari dalam mobil lagi asal ada panggilan telpon suaminya aberdecak kesal, hanya dilihat dan tidak diangkat panggilan tersebut. Sampai sekarang duduk di dalam restaurant menunggu pesanan juga masih sama tidak ada perubahan. Siapa agaknya yang menelpon itu. Kalau urusan pekerjaan biasanya mikhael orang yang selalu mengutamakan pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS KASIH
RomanceTerkadang orang tua yang sangat menyayangi dan mencintai anaknya, tidak akan pernah berfikiran mengecewakan anaknya dengan memaksakan keinginan. Tetapi lain yang dirasakan Anastasya, yang harus merasakan kekecewaan meninggalkan orang yang dicintainy...