BAB 18

9.3K 316 8
                                    

Siang itu sebaik saja selesai mengantar Clara di rumah Pramudya dan meninggalkan Daniel disana dengan penuh rayuan, Mikhael dan Pramudya melanjutkan ke hotel tempat dilaksanakannya resepsi di pihak laki – laki.

Pikiran Anastasya masih ada pada saat dia bertemu dengan Aries di bandara tadi. Kenapa sangat sulit menghilangkan perasaannya pada bekas kekasihnya itu, walapun dia susah berusaha untuk ikhlas menerima jodohnya akan tetapi tetap masih ada perasaan sakit di dalam hatinya.

Dilihatnya Mikhael masuk dengan membawa koper mereka, rencana setelah acara mereka akan menginap semalam di hotel ini. Hotel ini juga masih merupakan rangkaian anak perusahaan Century Holding milik keluarga Mikhael, sehingga Mikhael memang sudah memiliki penthouse di lantai paling atas. Anastasya sendiri saat ini masih berdiri di balkoni memandang padatnya lalu lintas Jakarta dari sejak pertama masuk kamar itu.

"Sya...kamu gak bersihin badan?" tanya Mikhael menyadarkan lamunan Anastasya.

"Aaaa..ha ah bentar lagi, tukang rias pesanan mama mungkin bentar lagi datang" jawab Anastasya dengan masih tidak menoleh ke Mikhael.

Mikhael merebahkan diri di kasur, lumayan untuk beristirahat sebentar. Dilihat jam rolex di tangan kanannya masih ada waktu beberapa jam lagi sebelum waktu persandingan nantinya.

Anastasya masuk ke dalam kamar berencana untuk mandi, dilihatnya Mikahel sudah memejamkan matanya. Tidur mungkin....

Memang Anastasya sampai saat ini masih belum bisa banyak berkomunikasi dengan Mikhael, masih ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya apabila akan memulai pembicaran. Sedangkan Mikhael sendiripun sampai saat ini diperhatikannya masih berbicara dengan dia seperlunya saja.

Akhirnya Anastasya masuk ke dalam kamar mandi, dinyalakannya kran air di kamar mandi yang akhirnya memilih berendam semua.

"kalau kita nikah nanti, aku maunya warna serba hijau...mulai dari dekorasi, udangan, baju kawin..." celetuk Anastasya pada saat membaca kartu undangan pernikahan salah satu kawannya.

"Halaaahh sweeety...gak mungkin lah aku yang macho ini pakai baju hijau, seperti di hutan saja" jawab Aries seketika memprotes.

"eh bagus kan kalau kita adakan pesta dengan konsep pesta kebun" Anastasya berusa mempertahankan pendapatnya.

"Aaahh janganlah...gimana kalau kita ganti dengan biru putih saja" Aries masih berusaha memberi penawaran. Iyalah masak wajah macho seperti ini disuruh pakai warna hijau.

"ya sudah kalau tidak mau warna hijau kita tidak usah nikah aja" jawab Anastasya ketus dengan bibir yang sudah maju kedepan beberapa centi itu.

"mmmm merajuk eh" tanya Aries masih dengan wajah santainya, tapi Anastasya makin memuncungkan bibirnya itu yang makin membuat Aries makin gemes.

"kelihatannya ada orang merajuk nih sampai mulutpun bisa buat jemur kain dah...atau....mau aku cium...hahahah" canda Aries sambil mengangkat kedua alisnya. Anastasya makin menjelingkan matanya siap untuk memukul badan Aries yang dirasa tidak mau mengalah sama dia itu.

"Sya...Sya..." tiba – tiba suara Mikhael menyadarkan lamunannya. Entah kenapa kenangan bersama dengan Aries bisa hadir disaat ini. Anastasya langsung mengusap muka dengan kedua tangannya itu.

"Sya...masih lama kah....yang mau merias kamu dah datang tuh" beritahu Mikhael. Mikhael sebenarnya heran dengan Anastasya, mandi ataukah tidur karena sampai hampir satu jam dia tunggu tidak keluar – keluar.

"i..iya bentar, ini dah mau keluar nih" jawab Anastasya setelah bisa menguasai kekagetannya itu. Anastasya menuju pancuran untuk membilas badannya kemudian diambilnya handuk dan baju yang sudah dibawa masuk ke kamar mandi.

SETULUS KASIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang