BAB 14

8.6K 319 3
                                    

Anastasya dan Mikhael sudah selesai dandan dan memakai baju yang seragam untuk resepsi pernikahan malam ini, mereka berdua memakai baju warna ungu lembut. Anastayas menggunakan gaun panjang pas badan borklat ukuran yang sangat pas dengan badan Anastasya dimana bagian dada agak rendah dan bagian punggung yang agak terbuka sedikit. Sangat cantik elegant dipadukan dengan payet – payet yang disusun sangat rapi. Rambut Anastasya yang panjang disanggul rapi dengan dilengkapi tiara diatasnya.

Sedangkan Mikhael sendiri memakai baju sampin warna senada, dengan sarung songket yang dililitkan dipinggang dengan warna yang lebih gelap. Songkok diatas kelapanya dipasang yang dihiasi begitu rupa sehingga membuat Mikhael terlihat gagah dan sangat tampan.

Tookk...tookkk...disaat mereka sedang melakukan sentuhan akhir oleh juru rias, terlihat Aminah datang masuk ke kamar.

"waaahh cantik sekali menantu mama ini...." puji Aminah melihat kecantikan menantunya itu. Anastasya hanya tersenyum yang dilihat sekilas oleh Mikhael.

"yuk kita turun ke bawah, acara sudah mau dimulai" kata aminah memberitahu sambil menarik tangan Anastasya, sedangkan Anastasya sendiri hanya mengikut saja. Mikhael mengikuti dari belakang.

Setelah sampai diujung atas tanggal sebelum turun, Aminah menghentikan langkahnya dan mengatur anak dan menantunya itu sehingga turun dari tangga berdampinangan layaknya seorang pengantin.

Mereka berdua jalan menuju pelaminan yang telah disediakan. Pesta penikahan di pihak perempuan dibuat dengan konsep modern dengan warna ungu putih menghiasi setiap ruangan. Para tamu undangan udah banyak yang memenuhi kursi – kursi tamu. Terlihat diantaranya salah seorang sepupunya yang seperti biasa memasang jerat untuk mendekati laki – laki tampan, padahal sudah mempunyai pasangan kekasih. Anastasya sudah sedia maklum dengan hal itu, tadi pagi saja setelah acara akad Jane langsung uring – uringan begitu mengetahui betapa tampan dan gagahnya Mikhael yang tidak seperti gambaran dia selama ini.

Dilihatnya bersama dengan Pramudya adalah Daniel yang sangat lucu memakai jas putih. Dia sangat bahagia hari ini. Berkali – kali mau bergabung dengan Anastasya dan Mikhael tapi dicegah oleh Aminah taku mengganggu jalannya acara.

Semua tamu undangan kebanyakan adalah dari keluaga dan teman – teman Anastasya kerena untuk pihak Mikhael akan dilaksanakan sendiri di pihak laki – laki. Mereka dijamu dengar berbagai masakan dari yang tradisional sampai ke modern semua disediakan. Anastasya tidak melihat keberadaan Aries diantara tamu undangan padahal Anastasya sudah memberikan undangan pernikahan padanya.

Dari tadi Anastasya dan Mikhael tidak henti – hentinya menyalami para tamu dengan memasang senyuman ramah. Sudah kebas rasa bibir dan pipinya karena dipaksa senyum berjam – jam melayani tamu undangan.

Waku sudah menginjak jam 10 malam ketika tamu sudah mulai berangsur pulang, Anastasya dan Mikhael duduk di salah satu kursi tamu. Pada saat itu Ilham mendekati mereka dan duduk di depan mereka berdua.

"Mikha...sekarang anak ayah satu satunya sudah menjadi isteri Mikha. Itu artinya Anastaya sudah menjadi tanggung jawab sepenuhnya Mikha. Ayah mohon jagalah dia seperti ayah menjaga anak ayah selama ini" Ilham berkata lemah seperti ada kesedihan sendiri melepaskan anak satu – satunya yang selama ini dia jaga.

"Baik ayah...amanah ayah akan Mikha jaga seperti jaga diri Mikha sendiri" jawab Mikhael meyakinkan ayah mertuanya itu.

"Kalau Tasya ada kesalahan, tolong tegur dia. Kalau memang nantinya Mikha sudah tidak sanggup untuk mendidik dan menjaga dia tolong kembalikan secara baik – baik ke ayah. Jangan sekali – kali menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah kalian" Ilham kembali memohon. Anastasya menatap sayu ayahnya itu degan mata yang mulai berkaca – kaca merasakan kasih sayang ayahnya itu.

"Mudah – mudahan Mikha selalu bisa membahagiakan Anastasya ayah...mohon doanya untuk rumah tangga kami" jawab Mikhael sambil separuh memohon yang dianggukkan oleh Ilham. Dan setelahnya kembali Ilham meninggalkan mereka untuk melayani sanak saudara yang masih tinggal.

Anastasya berdiri berencana mengambil minuman untuk menghilangkan dahaga yang sedari tadi dirasakannya.

Waktu sudah hampir tengah malam ketika Anastasya sudah tidak tahan menahan lelah dari tadi sore harus berdiri terus melayani tetamu. Dilihatnya Mikahel dari kejauhan sedang berbincang dengan seorang laki – laki di dekat kolam renang. Kelihatan mereka sangat akrab, mungkin temannya yang belum sempat dikenalkannya pada dia.

Akhirnya Anastasya memutuskan untuk meninggalkan Mikhael terlebih dahulu. Dia sudah tidak tahan untuk segera berganti pakaian yang dikenakannya saat ini. Anastasya menaiki tangga dan kemudian membersihkan sisa – sisa make up yang masih menempel. Dia berganti pakaian dan berjalan menuju kamar mandi untuk menyegarkan badan, menghilangkan penat seharian ini.

Selesai mandi Anastasya memakai baju tidur lengan panjang dan setelah mengeringkan rambutnya dia mulai berfikir dimana dia akan tidur. Setelah menimbang – nimbang akhirnya Anastasya memutuskan membaringan tubuhnya di tempat tidur, menarik selimut. Dia agak resah dengan perasaannya saat ini, dia berpikir akan seperti apakah malam pertamanya nanti bersama dengan Mikahel.

Disaat sedang sibuk berfikir, Mikhael membuka pintu kamar kemudian masuk dan kembali mengunci pintu. Saat membalikkan badan dilihat Anastasya masih terjaga diatas tempat tidur.

"Tasya belum tidur lagi? Ini sudah tengah malam, istirahatlah ... besok masih akan banyak acara lagi yang melelahkan" kata Mikhael. Anastasya hanya mendiamkan saja.

Dilihat Mikhael membuka kancing baju, yang langsung membuat Anastasya tersipu malu. Baru kali ini ada laki – laki masuk ke kamar Anastsya dan baru kali ini dia melihat dari dekat tubuh laki – laki yang terbuka. Mikhael melangkah mengambil handuk dan kemudian masuk ke kamar mandi. Anastasya mendengar bunyi kran air meyala menandakan Mikhael sedang mandi.

Saat keluar dari kamar mandi Mikhael hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya. Anastasya yang saat itu masih menyandarkan kepalanya di kepala tempat tidur langsung terpana melihat dada bidang Mikhael dengan perut yang kencang walaupun tidak sampai kelihatan sekali kotak – kotaknya. Ditambah lagi dengan rambut basah yang acak – acakan membuat darah Anastasya bergejolak. Tiba – tiba Anastasya tersadar dan itu membuat dia terasa malu, dia langsung menundukkan kepalanya dengan wajah yang sudah memerah. Mikhael sadar akan hal itu, tapi dia hanya tersenyum dalam hati.

"Tidurlah dulu, aku akan keluar sebentar. Aku mau ke rumah mama bentar ada beberapa hal yang masih perlu di cek" perkataan Mikahel menyadarkan Anastasya, dia langsung mendongak dan menatap Mikhael kemudian mengangguk.

Dilihat Mikhael pergi meninggalkan kamar dan tidak lama kemudian terdengar bunyi mobil dari bawah. Anastasya kemudian menarik selimut dan mematikan lampu kamar, bersiap untuk tidur.

******

TBC


SETULUS KASIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang