Terhitung dengan saat ini entah keberapa kali Mikhael mendongakkan kepalanya untuk melihat pintu kamar mandi. Tidak tahu kenapa perempuan selalu senang berlama – lama di kamar mandi. Termasuk Anastasya saat ini, sudah berapa kali diperhatikan kalau isterinya itu masuk kamar mandi pasti akan memakan waktu lama kalau dikamar mandi, seperti ada home teater saja didalam kamar mandi itu.
Saat Mikhael akan mengambil remote untuk menyalakan tv, terdengar suara musik yang berasal dari iphone Anastasya. Setelah lama lama tidak diangkat bunyi lagi telpon itu berhenti, tetapi tidak lama kemudian terdengar lagi.
Mikhael mendekati iphone yang ada di atas meja rias itu mau melihat siapa tahu penting karena berkali – kali telpon, dilihatnya tertera nama Aries di layar iphone tersebut. Mikhael mengerutkan dahi, berfikir sepertinya Aries ini orang yang sering telpon – telpon Anastasya. Dia berfikir sebentar sebelum mengangkat telpon itu, siapa tahu penting.
"Sweety...akhirnya kamu angkat juga" kata Aries di seberang telpon. Mikhael hanya diam saja mendengarkan "kamu tahu...aku sampai mau gila merindukanmu sweety" lanjut Aries yang kemudian tersadar diseberang tidak ada suara sahutan.
"Tasya...kamu baik – baik saja khan, laki – laki itu tidak ngapa – ngapa kan kamu kan?" tanya Aries bertubi – tubi dengan nada khawatir "kamu tahu aku tadi siang belum puas melihat kamu waktu bertemu di bandara, kalau laki – laki itu ngapa – ngapain kamu bilang aja sama aku sweety"
Hati Mikhael yang semula tenang dan biasa saja sedikit berombak nafasnya naik turun terasa panas di dadanya mendengar perkataan laki – laki seberang telpon itu. Siapa agaknya dia ber-sweety – sweety segala. Kalau benar aku ngapa – ngapain Tasya pun apa urusannya, isteri aku ini...gerutu Mikhael dengan rasa panas di hati. Kalau di depannya mau saja di tonjok itu muka laki – laki.
"Hallo...hallo...sweety..." suara diseberang masih kedengaran menunggu jawaban. Dengan kasar dimatikannya telpon itu tanpa mengucapkan kata apa – apa. Diletakkan kembali iphone itu semula kemudian melanjutkan niatnya menyalakan televisi dan menenangkan hatinya kembali yang masih bertanya – tanya itu. Huuufff behave your self Mikha...jangan cepat terpancing emosi, Tasya sudah selamat jadi isterimu pun...apa yang perlu dikhawatirkan. Ucapnya dalam hati untuk menenangkan diri sendiri sambil menghembuskan nafas kasar, merebahkan diri di sofa.
Terdengar bunyi nyanyian yang kembali nyaring dari iphone isterinya itu, akan tetapi karena lama tidak diangkat akhirnya suara itu mati sendiri. Mikhael sekali lagi melirik kamar mandi, dia ini mandi apa tidur itu di dalam kamar mandi...pikir Mikhael sambil mengelus – elus dagunya mengira - ngira.
Sampai dia lelah menunggu tidak kedengaran sekalipun bunyi kran air di nyalakan. Atau..jangan – jangan isterinya itu pingsan karena kecapekan? Haaaaiiisss tidaklah sampai pingsan segala, dia kan dokter jadi harusnya sudah tahu kemampuan kesehatan dan kekuatan bedan sendiri. Masak dokter nasehati banyak pasien saja pandai, sama diri sendiri tidak bisa. Pikir Mikhael sambil terus berfikir, tapi....kenapa lama bener.
Sedangkan di kamar mandi dari tadi Anastasya sudah kebingungan didalam karena satu masalah. Sudah capek dia berusaha sambil berdiri, akhirnya dia menyerah dan merosotkan badannya terduduk di belakang pintu kamar mandi. Dari tadi dia berusaha untuk membuka kancing baju dalaman kebayanya yang ada dibelakang tapi ternyata tidak berhasil. Itulah tadi mau dibantu oleh tukang riasnya melepaskan aksesoris dan baju Anastasya tidak mau, pikirnya membuka baju merupakan hal yang sangat mudah.
Tapi ternyata sampai saat ini satu kancingpun tidak bisa dilepaskannya. Mau meminta tolong dengan Mikhael jelas tidak ada dalam benaknya saat ini karena apabila dia meminta bantu Mikhael sama saja mempertontonkan asset yang selama ini dijaganya dari jamahan laki – laki manapun. Ohh no...tidak...tidak....Tidak mau...

KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS KASIH
RomansaTerkadang orang tua yang sangat menyayangi dan mencintai anaknya, tidak akan pernah berfikiran mengecewakan anaknya dengan memaksakan keinginan. Tetapi lain yang dirasakan Anastasya, yang harus merasakan kekecewaan meninggalkan orang yang dicintainy...