"Tasya Bangun...apa ini calon pengantin perempuan jam segini belum bangun" teriak Kinanti sambil membuka tirai lebar – lebar.
Jam di kamar menunjukkan pukul 05.30 WIB, Anastasya langsung menyambung tidurnya tadi setelah menunaikan sholat subuh.
"Mmmm....masih pagi lagi ibu, masih ngantuk" jawab Anastasya malas sambil menarik selimut.
"Eh eh...Tasya itu tukang make up sudah menunggu dibawah. Kamu harus siap – siap Tasya untuk dirias orang dari salon pesanan mama Mikhael" jawab Kinanti sambil menyibakkan kembali selimut yang menutupi tubuh Anastasya. Anastasya menggeliat malas dan mengucek kedua matanya.
"Ayo Tasya..cepat mandi biar cepat bisa mulai merias wajah kamu itu. Waktu akan berjalan sangat cepat Tasya. Kamu jam 9 harus sudah siap" terang Kinanti karena akad nikah akan dilaksanakan pada pukul 10 nanti. Acara akad sendiri akan di laksanakan di masjid dekat rumah Anastasya.
Akhirnya Anastasya mengalah dengan ibunya, dia berjalan dengan masih setengah mengantuk menuju kamar mandi. Melihat Anastasya sudah masuk kamar mandi, dirapikannya tempat tidur itu kemudian Kinanti mengeluarkan baju kebaya dari dalam lemari yang merupakan kebaya untuk akad nikah anaknya itu. Diletakkannya kebaya itu diatas kasur dan dia melangkah keluar dari kamar Anastasya.
Anastasya duduk di depan cermin rias di dalam kamarnya itu untuk di pakaikan make up. Juru rias sedang menyelesaikan sentuhan akhir di wajahnya.
"Nah sudah selesai, tidak susah – susah merias mbak Tasya nih. Lha memang sudah dari bawaannya sudah cantik dan mulus seperti boneka berbie. Muka pun terbentuk sempurna, jadi tidak perlu tambah sana sini hanya perlu riasan tipis biar kelihatan natural" kata juru rias puas hati dengan hasil kerjaannya dan memuji kecantikan yang semula jadi Anastasya itu. Memang bersyukur Anastasya mewarisi perpaduan wajah ayah dan ibunya sehingga kelebihan dan kekurangan masing – masing bisa menyatu di wajahnya.
"Coba mbak Tasya tengok ke arah cermin ini" suara juru rias sekali lagi mengagetkan Anastasya dari lamunannya.
Anastasya mengikuti arah pandangan yang ditunjukkan oleh juru rias itu, seketikan dia takjub dengan pantulan seseorang yang ada di cermin tersebut. Dia seperti kurang mengenali dirinya sendiri yang kelihatan berubah dari hari – hari biasanya. Memang keseharian Anastasya tidak pernah memakai make up berlebihan, sehingga apabila didandani akan tampak lebih bersinar.
Dilihatnya pantulan gadis di depannya ada seorang yang memakai kebaya warna putih dengan pernik – pernik permata disekitar dadanya, kerudung perpaduan warna putih dan silver yang dililitkan di diatas kepalanya yang membuat keayuannya terpancar dari wajahnya.
"Woooowww...kak Tasya, ya Allah cantik sekali" teriak Trisna begitu memasuki kamar Anastasya. Terlihat Trisna juga sudah cantik memakai baju kebaya warna krem kecoklatan.
Suara Trisna membuat Anastasya tersipu malu karena pujian itu.
"Kalau seperti inilah, pasti calon suami kak Tasya bakalan terpesona. Aku aja yang sama – sama perempuan langsung ...woooowww"celoteh Trisna sambil mendekati Anastasya.
"Sudahlah itu Tris mujinya, Kak Tasya jadi malu ini" jawab Anastasya sambil menundukkan wajahnya.
"Mmmm ok..ok..aku kesini tadi mau memberitahu kalau calon suami kak Tasya sudah sampai dan menunggu di masjid. Waaaahh kak Tasya, hampir meleleh air liur aku tadi tahu tadi aku lihat abang Mikhael" kata Trisna dengan wajah yang berbinar – binar. Membuat Anastasya juga penasaran bagaimana wajah Mikhael dengan setelan baju pengantin yang dipakainya.
"Biasa aja kali Tris...gantengan pacar kamu kan" jawab Anastasya menutupi rasa malunya itu, siapa coba yang bilang pacar sendiri lebih jelek dari pacar orang lain...ya nggak.
"Mmmm...okelah kita turun kebawah, siap – siap berangkat. Tapi sebelum itu bolehlah kita ambil satu foto dulu hehe buat kenangan" Trisna memohon sambil siap dengan kamera di telpon genggamnya.
Akhirnya setelah mengambil beberapa foto, mereka berdua keluar dari kamar yang sudah ditunggu semua rombongan di teras rumah.
******
Rombongan pengantin perempuan sampai di pekarangan masjid dengan memakai beberapa mobil, di dalam sudah menunggu pengantin laki – laki dan rombongan.
Terlihat Mikhael sudah siap di depan penghuju di tengah – tengah masjid. Dari situ dia bisa melihat kedatangan rombongan perempuan yang melangkah masuk untuk mengambil tempat yang tersedia. Dilihatnya Anastasya yang kelihatan sangat cantik berjalan diiringi oleh ibunya menunduk sambil melangkahkan kakinya, hal itu membuatkan Mikhael kurang begitu jelas untuk memperhatikan wajah Anastasya lebih lanjut.
Sebelum bersiap – siap untuk pengucapan ijab kabul, Mikhael menoleh ke arah Pramudya dengan Daniel dalam pangkuannya yang kelihatan sangat gembira itu. Memang dari tadi malam yang tidak sabaran menunggu hari ini adalah Daniel, sibuk bertanya tentang mommy-nya terus. Mikhael menyunggingkan senyum melihat Daniel, memang dia melakukan ini semua demi melengkapi kebahagian Daniel. Dan semoga kebahagiaan juga sudi menghampirinya nanti seiring berjalannya waktu.
Saahhhh....
Suara itu mengagetkan Anastasya yang dari tadi melamun.
Dengan sekali lafas Anastasya sudah sah bergelar istri dari Mikhael. Acara pernikahan yang dilaksanakan di dalam masjid itu berjalan dengan lancar. Anastasya tidak dapat menggambarkan perasaannya saat ini. Ada perasaan gembira, ada juga perasaan sedih.
Gembira karena bisa melihat ayah dan ibunya bernafas lega dengan terkabulkannya pernikahan ini sesuai dengan keinginan mereka. Mereka juga tidak perlu lagi merasa risau dan khawatir siapa yang akan menjaga anak satu – satunya ini kelak setelah kepegian mereka.
Sedih karena setelah ini tidak bisa lagi bermanja – manja dengan mereka, bagaimana kehidupannya setelah ini...pasti sunyi tanpa bisa tinggal bersama mereka setiap hari karena harus tinggal bersama dengan Mikhael di rumah keluarga Pamudya. Aaahhh...semoga Mikhael tidak melakukan apa – apa terhadapku, batin Anastasya.
Anastasya menyeka air mata yang tidak bisa ditahannya itu, kemudian mendongak ke arah depan. Dilihatnya Mikhael berdiri dan berjalan menuju ke arahnya. Terpana Anastasya dibuatnya, Mikhael saat ini kelihatan sangat gagah sekali dengan memakai baju melayu putih dan kain sarung warna silver melilit di pinggangnya yang membuatnya semakin kelihatan berkharisma. Entah kapan Mikhael melakukan fitting baju pengantin di butik diapun tidak tahu, karena sejak Mikhael oustation tidak pernah bertemu, ini adalah pertemuan pertamanya setelah oustation.
Dada Anastasya berombak sangat kencang, tidak dapat ditahannya perasaan gugup dalam hatinya. Apalagi ditambah haruman hugo boss semakin tajam menusuk hidung ketika Mikhael sudah berada tepat di depannya.
Mikhael bersimpuh di depannya Anastasya, mama Aminah yang ada disebelah Anastasya membuka kotak cincin sambil tersenyum bahagia. Diambilnya cincin itu oleh Mikhael, disarungkannya dengan pelan ke jari Anastasya dengan sedikit gemetar...Anastasya menundukkan kepalanya mengamati jari yang sudah dilingkari cincin kawin itu. Dia sadar mulai hari ini dia sudah terikat sepenuhnya dengan Mikhael.
Disentuhnya lembut dagu Anastasya dan diangkatnya keatas, ditatapnya penuh kasih wajah Anastasya tanpa berkedip. Sungguh isterinya itu terlihat sangat – sangat cantik hari ini seperti bidadari.
Kemudian dkecupnya lembut kening Anastasya, saat mengecup kening itu ada perasaan lain yang menjalar diantara mereka berdua. Berdesir darah keduanya menikmati perasaan aneh itu. Setelah itu Mikhael mengulurkan tangan kanannya yang disambut dengan lembut oleh Anastasya kemudian diciumnya tangan kanan laki – laki yang sekarang sudah bergelar suaminya itu.
Sangat dingin tangan Anastasya dirasakan oleh Mikhael. Mikhael tersenyum bahagia ketika Anastasya mencium tangannya untuk yang pertama kalinya itu.
******
TBC
vote and comment ya guess...
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS KASIH
RomanceTerkadang orang tua yang sangat menyayangi dan mencintai anaknya, tidak akan pernah berfikiran mengecewakan anaknya dengan memaksakan keinginan. Tetapi lain yang dirasakan Anastasya, yang harus merasakan kekecewaan meninggalkan orang yang dicintainy...