BAB 51

8.1K 298 43
                                    

Anastasya mendengus sedikit kesal merasa tidurnya diganggu. Dirasakannya masih ngantuk sekali dan teramat berat hanya sekedar membuka mata saja. Mungkin karena mimpi buruk tadi malam sehingga jam tidurnya makin berkurang. Sebentar - sebentar dirasakannya elusan hangat di perutnya dan kemudian di pipinya. Anastasya mengerutkan dahinya dan menarik selimutnya tanpa membuka mata.

"Bentar lagi By, masih ngantuk." kata Anastasya yang terkesan seperti gumanan saja. Bukannya berhenti tapi dirasakannya sesuatu yang lembab mengenai pipinya berulang kali dan bahkan dadanya sudah terasa tertindih sesuatu yang berat.

"Hubby...." protes Anastasya kembali sambil berusaha menjauhkan tangan suaminya itu dengan gerakan yang lumayan keras.

"Huaaa Mommy!!!" Anastasya seketika langsung menegakkan badannya begitu mendengar jeritan Daniel. Anastasya masih berusaha menormalkan kesadarannya.

"Boy... ada apa!" suara Mikhael terdengar panik dan memburu dari arah kamar mandi. Mikhael hanya memakai handuk saja menutupi tubuhnya sampai sebatas pinggang. Bahkan sebenarnya mandinya pun belum benar - benar selesai ketika dia kaget mendengar teriakan Daniel. Takut terjadi apa - apa dengan anaknya itu karena seingatnya Anastasya masih tidur waktu dia berangkat mandi tadi.

"Huaaa....cakit Daddy...huaaa...." Daniel masih terisak di atas lantai yang beralas karpet tebal disamping kiri tempat tidur dengan posisi telentang dan tangan kanan memegang bagian belakang kepala. Anastasya langsung terduduk dan mencari keberadaan Daniel ditengah kesadaran yang belum sepenuhnya utuh. Mikhael yang melihat anaknya tegeletak di lantai langsung bergegas dan meraih Daniel ke dalam gendongannya.

"Cakit Daddy...huaa...Mommy jahat." Teriak Daniel dengan masih memegang kepala belakangnya. Wajahnya sudah merah karena tangisannya yang kuat. Mikhael menatap tajam Anastasya, sedangkan Anastasya menatap kembali suaminya dengan wajah yang bingung. Mikhael menenangkan Daniel dan mengelus - elus kepala Daniel yang sakit.

"Sstt...sayang, mana yang sakit Daddy lihat. Jangan nangis sayang." Hibur Mikhael dengan mengelus kepala bagian belakang anaknya itu dan memeriksanya. Beruntung lantainya dilapisi karpet lumayan tebal, namun begitu masih dirasakannya ada benjolan di kepala Daniel ketika diraba tadi.

"Hiks...Mommy jahat Daddy." Daniel masih terisak dengan mencebikkan mulutnya. Anastasya berjalan mendekati mereka namun Daniel makin menyembunyikan kepalanya di lekuk leher Mikhael masih dengan tangisannya.
Anastasya merasa agak tercubit hatinya dengan penolakan itu, dengan tatapan heran memandang anak dan suaminya itu. Dan semakin gentar hatinya begitu melihat tatapan tajam suaminya padanya yang belum pernah dia lihat selama ini. Jujur saja dia merasa takut dengan tatapan itu.
Mikhael tidak tahu apa yang telah dilakukan isterinya itu kepada anaknya, karena tahu - tahu Daniel sudah tergeletak di lantai.

"Sstt...Mommy ngapain El sayang sampai nangis kejer gini?" Tanya Mikhael sambil mengusap kedua pipi Daniel yang basah karena menangis. Anastasya spontan menutup mulutnya akan protes, karena dia pun tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya.

"Hiks...Mommy...hiks...pukul El ... cakit Dad ...teyus jatuh Dad...hiks." rengek Daniel dan membenamkan kembali wajahnya di lekukan leher Mikhael.

"Wife...??" Mikhael memandang isterinya meminta penjelasan isterinya. Sedang Anastasya makin kebingungan dibuatnya. Dengan ragu Anastasya melangkah makin mendekat ke mereka.

"Hubby... El...Mommy kan dari tadi tidur sayang, bangun waktu dengar El nangis. Gimana bisa Mommy pukul El?" Jawab Anastasya kebingungan. Daniel makin menyembunyikan wajahnya tidak mau melihat Anastasya. Karena yang dirasakan dia memang begitu adanya, mommy-nya memukul dia tadi sampai jatuh.

"Mommy kan sayang sama El, jadi Mommy gak akan pukul El." lanjut Anastasya kemudian mengusap lembut punggung anaknya itu, agak ragu - ragu melirik suaminya.

SETULUS KASIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang