BAB 15

8.6K 345 7
                                    

Pagi itu dengan malas Anastasya menggeliatkan badannya ke samping, dipeluknya guling yang ada disampingnya. Terasa nyaman sekali, membuat dia malas untuk bangun.

Rasa lelah acara semalam masih terasa dan itu masih belum berakhir karena nanti malam akan dilanjutkan dengan acara nguduh mantu di pihak laki – laki. Untuk itu Anastasya harus menyiapkan ekstra tenaga untuk jadi ratu semalam lagi. Apalagi konsep acara nanti malam memakai adat jawa sehingga dari pakaian dan susunan acara pun pasti akan sedikit ribet. Karena tadi malam acara di pihak perempuan yang memakai konsep kontemporer saja sudah membuat kaki bengkak – bengkak dan pinggang serasa mau patah. Aaahhh itu dipikirkan nanti saja, sekarang masih terasa sangat mengantuk.

Makin erat Anastasya memeluk gulingnya yang terasa sangat hangat dan nyaman itu. Dengan mata masih terpejam dia merasakan ada sesuatu yang aneh. Gulingnya dirasa mempunyai ukuran lebih kecil dan lebih pendek dari biasanya, tapi karena dia sangat mengantuk maka diabaikannya perasaan ganjil tersebut.

"Mommy cempit...." tiba – tiba dia mendengar ada suara serak El di telinganya, aaaahh...gak mungkin El disini, ini mungkin karena sudah berapa hari tidak jumpa dengan El makanya sampai terbawa tidur. Anastsya masih memekakkan pendengarannya.

"mommy...." eh seperti dekat saja suara anak ini, batin Anastasya sambil memicingkan sedikit sebelah matanya. Seketika Anastasya yang masih mengantuk membelalakkan matanya, dilihatnya El yang dalam pelukannya mendongakkan kepala melihat kearah Anastasya. Seketika rasa mengantuknya hilang melayang.

"Laaaaahhh El kok bisa ada disini.." seru Anastasya dengan suara serak. Bukannya tadi malam Mikhael pamitan keluar mau pulang ke rumah mama Aminah ada perlu. Kenapa tiba – tiba Daniel bisa ada sebelahnya pagi – pagi begini.

"Maafkan mommy sayang....mommy tadi peluknya kenceng banget ya..." kata Anastasya sambil mengelus-elus punggung El yang sedang baring miring itu.

"Mommy..." kata Daniel lemah sambil melingkarkan tangan kecilnya ke pinggang Anastasya. Kepalanya makin didekatkan ke dada Anastasya.

"El kenapa bisa sampai disini nih..." tanya Anastasya yang ditanggapi sepi oleh Daniel, mungkin karena malas masih mengantuk. Merasa tidak ada tanggapan dari Daniel, Anastasya memandang sekeliling ruangan dan akhirnya matanya terjatuh pada sosok laki – laki yang masih nyenyak tidur telentang disamping Daniel. Dialah Mikhael, suaminya.

Diperhatikannya wajah tenang Mikhael yang sedang tidur itu, serasa ada keinginan untuk menyentuh wajah laki – laki yang baru saja menjadi suaminya semalam. Tapi hal itu tidak akan dilakukannya mengingat dia belum tahu bagaimana penerimaan Mikhael dengan pernikahan ini dan dia juga tidak ada keberanian untuk melakukannya.

Setelah mendapat posisi nyaman, Daniel akhirnya terlelap kembali menyambung tidur. Dikecupnya lembut kening Daniel. Perlahan – lahan dilepaskan pelukkan Daniel agar tidak terbangun. Sedangkan Anastasya sudah tidak bisa melanjutkan tidurnya kembali karena memang dia sebenarnya belum terbiasa tidur bersama dengan orang lain, terlebih seorang laki – laki.

Sayup – sayup terdengar suara adzan dari bangunan masjid yang tidak jauh dari rumahnya itu. Akhirnya Anastasya memutuskan untuk bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi. Lebih baik membersihkan diri ambil wudhlu dan siap untuk menunaikan sholat subuh. Batinnya sambil melangkah ke kamar mandi.

Dibentangkannya sajadah di samping tempat tidur, bersiap memakai mukena untuk menjalankan sholat. Pada saat akan mulai menunaikan sholat tiba – tiba dia dikejutkan dengan suara Mikhael.

"Tasya mau sholat?" tanya Mikhael dengan suara parau khas baru bangun tidur sedang duduk di pinggir tempat tidur "tunggu aku dulu bersiap, kita sholat jamaah sama" lajutnya sambil berjalan menuju kamar mandi. Anastasya hanya mengangguk kecil kemudian menunggu Mikhael bersiap.

Anastasya merasa tenang dan perasaan haru dapat menunaikan sholat dengan Mikhael sebagai imamnya, ini adalah pertama kali dia solat diimami oleh sang suami. Setelah selesai menunaikan sholat, Mikhael mengulurkan tangan yang kemudian disambut oleh Anastasya untuk mencium tangan tersebut. Tanpa dia duka keningnya terasa lembab, baru sadar bahwa saar ini Mikhael sedang mencium lembut keningnya. Dada Anastsya maupun Mikhael kedua – duanya terasa bergemuruh, kenapa perasaan itu hadir lagi.

"Aku minta maaf, tadi malam Daniel rewel begitu tahu aku tidak ikut pulang ke rumah. Itulah yang tadi malam aku keluar sebentar dan akhirnya Daniel minta ikut kesini waktu akumau balik kesini" Mikhael menjelaskan dengan canggung. Tidak enak dengan Anastasya karena malam pertama dilalui dengan kurang menyenangkan, kebanyakan wanita pasti memimpikan malam pertama dilalui dengan sangat romantis, bukan malahan tidur bersama dengan anak dari suaminya.

"Tidak apa – apa kok, tadi kaget aja waktu bangun tiba – tiba ada Daniel di samping" jawab Anastsya datar sambil melipat mukena dan sajadah yang selesai dipakai untuk sholat. Kemudian melirik kearah Daniel yang masih nyenyak tidur itu.

"Aku mau turun kebawah bantu kak Nurul siapkan sarapan untuk kita, kalau kamu masih ngantuk bisa lanjutkan tidur aja. Tolong jaga Daniel...." kata Anastsya meminta ijin, sedang Mikhael langsung cepat menganggukkan kepalanya.

Anastasya berfikir lebih baik membantu kak Nurul di dapur masak untuk menyiapkan sarapan pagi ini, daripada harus berada dikamar degan Mikhael. Karena dia masih sangat canggung dengan suasana baru ini dan belum terbiasa dengan keberadaan Mikhael. Akhirnya dilangkahkannya kakinya menuju ke dapur setelah menutup pintu kamar mereka.

******

TBC



SETULUS KASIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang