Anastasya merasakan ada yang mengelus - elus kepalanya dan sesekali merasakan sesuatu yang lembab di pipinya. Dari tadi dia ingin bangun tetapi sudah berusaha sekuat hati tetap berat untuk membuka matanya. Telinganya terasa berdesing dan membuat kepalanya terasa berat.
"Eeggghh..." Terdengar suara erangan kecil dari Anastasya.
"Mommy..." terdengar sayup - sayup suara Daniel memanggilnya dan kembali terasa lembab di pipinya.
Anastasya menggerak - gerakkan kelopak mantanya berusaha untuk membuatnya terbuka. Samar - samar dia mulai melihat cahaya dan wajah yang masih kabur di matanya. Pati tadi yang terasa lembab bibir Daniel menciumi pipinya.
"Sayang...." panggil sebuah suara yang Anastasya yakin itu suara Mikhael.
Anastasya memandang sekeliling yang kelihatan dia berada di kamarnya dan berusaha bangkit dari tidurnya dan seketika memegang kepalanya dan mendesah karena kepalanya yang masih terasa berputar.
"Ssst...sayang baring aja dulu, jangan dipaksakan. Pasti masih pusing kan?" Mikhael melarang Anastasya bangun dan kembali membaringkannya diatas kasur dengan menambah satu lagi tumpukan bantal agar lebih enak berbaring.
"By...." panggil Anastasya.
"Hurm..." Mikhael menunggu perkataan Anastasya.
"Tasya kenapa bisa sampai disini?" tanya Anastasya karena heran dengan dirinya yang tiba - tiba sudah ada di dalam kamar mereka.
"Tidak apa - apa, istirahatlah." perintah Mikhael dengan mengelus lembut kening Anastasya. Anastasya menekuk wajahnya cemberut.
"By....lupa ya Hubby coba bohongi itu seorang dokter?" tanya Anastasya kesal dengan badan yang masih lemah. Mikhael spontan tersenyum dan tetawa kecil mendengarnya.
"Tidak ada apa - apa, sayang hanya kecapekan saja kok." jawab Mikhael sambil mengusap lembut pipi isterinya yang masih berbaring.
"Bener?" tanya Anastasya meyakinkan makin membuat Mikahel kembali tertawa kecil. Lucu dengan tingkah isterinya.
"Ya bener Wife..." jawab Mikhael masih dengan tersenyum.
"Nanti kita ke rumah sakit ya, sekarang sayang istirahat dulu." perintah Mikhael sambil menarik selimut menutupi Anastasya. Anastasya membuka matanya lebar.
"By...tadi bilang gak kenapa - kenapa kok ke rumah sakit sih?" tanya Anastasya bingung.
"Mmmm katanya tadi bu dokter, masak gak tahu sih apa yang terjadi sama diri sendiri?" goda Mikhael sambil mencubit hidung isterinya gemas. Anastasya mengerucutkan bibirnya.
"Daddy...." tanya suara dibelakang Mikhael sambil memeluknya dari belakang. Mikhael melirik kepala Daniel yang berada di lehernya. Wajah Daniel kelihatan cemberut karena dari tadi merasa tidak dihiraukan, padahal dari tadi Anastasya pingsan dia selalu menciumi pipi Anastasya dengan cemas.
"Ya sayang, sini sama Daddy." jawab Mikhael menarik tubuh Daniel sehingga berada dalam pangkuannya. Daniel mendongakkan kepalanya keatas melihat Mikhael. Mikhael tersenyum kearahnya dan mengusap rambutnya lembut.
"El mau cama Mommy Dad..." kata Daniel memohon. Anastasya yang sudah mulai memejamkan matanya kembali membuka dengan pelan.
"Mommy biar istirahat dulu sayang." jawab Mikhael memberi pengertian.
"Hiks...mau cama Mommy..." rengek Daniel.
"Tidak apa - apa By...sini sayang temani Mommy tidur." ajak Anastasya dengan suara yang masih lemah. Daniel langsung melompat memeluk Anastasya.
"Aaaww.... pelan - pelan sayang." teriak Anastasya masih dengan nada lembut. Daniel menindih Anastasya dan dengan nyaman memeluk ibunya itu. Mikhael menjadi khawatir dan mencoba mengangkat Daniel agar tidak menindih Anastasya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS KASIH
RomanceTerkadang orang tua yang sangat menyayangi dan mencintai anaknya, tidak akan pernah berfikiran mengecewakan anaknya dengan memaksakan keinginan. Tetapi lain yang dirasakan Anastasya, yang harus merasakan kekecewaan meninggalkan orang yang dicintainy...