Bab 33

4.7K 198 4
                                    

"Pagi ma..." sapa Anastasya begitu masuk ke dapur, disana sudah ada Aminah sedang membantu Mak Temah menyiapkan sarapan.

"Pagi sayang" jawab Aminah sambil mencium pipi Anastasya.

"Maaf ma, Tasya kesiangan" Tasya tersengih tidak enak dengan ibu mertuanya itu.

"Tidak apa - apa sayang, ini juga udah mau selesai"

Anastasya membantu menyiapkan minuman yang sudah diseduh oleh Mak Temah. Sebenarnya Anastasya masih sangat mengantuk setelah tadi malam tidak bisa tidur gara - gara ulah suaminya yang selalu menempel dalam tidur. Inipun tadi waktu ditinggal masih enak tidur di kamar. Mmmmm mentang - mentang pimpinan tidak takut kalau datang ke kantor lambat.

Anastasya teringat akan pembicaraan tadi malam, karena tidak mau hari - hari gak tenang karena penasaran jadinya tadi malam diberanikan bertanya pada Mikhael.

"Hubby..." tanya Anastasya begitu Mikhael merebahkan diri disampingnya.
"Mmmm...." jawab Mikhael malas sambil memejamkan matanya.
"Kalau Tasya tanya, hubby jangan marah ya" kata Anastasya ragu - ragu.
"Tergantung....apa dia" jawab Mikhael memiringkan tubuhnya.
"Mmmm...tidak apa - apa" jawab Anastasya sambil bersiap tidur.
"Oohhh...okey"
Hening seketika.

"Hubby..." terdengar kembali suara Anastasya.
Cup...
Mikhael tiba - tiba sudah memeluk Anastasya dan mencium pipinya.
"Ada apa wife...katakan saja"
"Siapa Rachel?" tanya Anastasya mendongakkan kepalanya keatas untuk melihat wajah Mikhael. Mikhael hanya menghembuskan nafasnya.
"Kalau hubby tidak mau jawab tidak apa - apa" putus Anastasya.
"Dari mana wife tahu nama Rachel?" tanya Mikhael.
"Mmmm....maaf tadi pagi waktu hubby di ruang makan, Tasya angkat telpon hubby...maaf" Anastasya menundukkan kepalanya takut. Merasa bersalah karena telah masuki privacy suaminya.
"Oohh teman lama" jawab Mikhael malas, dimain - mainkannya rambut Anastasya.
"Hanya teman???" selidik Anastasya.
"Yup hanya teman, memangnya wife maunya siapanya hubby?" tanya Mikhael dengan nada menggoda. Anastasya hanya diam, masih ragu dengan penjelasan suaminya. Tapi dia tidak mau menanyakan lebih lanjut karena takut suaminya itu marah.
"Wife..." seru Mikhael.
"Hmmm..."
"Kapan kita mulai proses bikin adik buat El?" suara Mikhael tepat di samping telinga Anastasya menimbulkan gelenyar aneh di perutnya.
"Hubby....tidur yuk" kata Anastasya gugup
Mikhael tahu itu merupakan cara Anastasya untuk mengalihkan pembicaraan saja. Mikhael menghela nafas panjang. Akhirnya Mikhael mengalah, mungkin isterinya itu belum siap. Ditariknya tubuh Anastasya lebih rapat dalam pelukannya dan diciumnya kening isterinya sebelum tidur. Sepertinya masih harus menahan sabar.

"Sayang...." seketika kaget ketika merasakan ada orang yang memeluk dari belakang dan ciuman mendarat di pipinya.

"Erk...hubby, malu sama mama" tolak Anastasya lembut, dilihatnya Mikhael audah rapi dengan kemeja biru tua dan dasi yang masih belum terpasang.

"Habisnya pagi - pagi dah ngelamun aja, ada apa? Kalau soal semalam gak usah dipikirkan" kata Mikhael sambil menarik tubuh Anastasya agar menghadap dia untuk memasangkan dasinya.

"Mmm...by nanti pulang jam berapa?" tanya Anastasya sambil membenarkan posisi dasi yang sudah dipasangnya.

"Mungkin paling cepat jam 6 sore, kenapa? Wife tidak kerja kah hari ini?" selidik Mikhael agak penasaran, karena hari ini hari Rabu.

"Tasya ke RS nanti jam 4 sore, ya siapa tahu nanti Daniel masih susah ditinggal. Dia maaih takut akibat kemarin berbulan - bulan jarang lihat hubby dan Tasya meari harus kerja" terang Anastaya, yang di jawab dengan anggukan oleh Mikhael.

"sorry..." hanya itu yang bisa Mikhael ucapkan untuk mengakui kesalahannya.

"Tasya sayang...mending minta minta tolong sama papa deh biar Tasya tidak usah dapat shift malam" usul Aminah yang dari tadi memperhatikan perbincangan anank dan menantunya itu.

SETULUS KASIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang