BAB 48

10.6K 286 7
                                    

Anastasya mengernyitkan keningnya begitu mobil yang ditumpanginya memasuki pekarangan rumahnya. Terlihat di garasi ada mobil milik ibunya. Tidak lama kemudian dia tersenyum gembira. Sebenarnya dia sudah sangat rindu dengan ayah dan ibunya, tapi karena kondisi dia yang kurang menentu membuatnya belum berkesempatan untuk bertandang ke rumah mereka.

Perlahan Anastasya membuka seatbelt dan pintu mobil, melangkah keluar setelah mengambil tas kerjanya di kursi penumpang.

"Sore Non...." sapa pak Burhan sambil menerima kunci dari yang diulurkan Anastasya untuk dimasukkan ke carport. Anastasya menganggukkan kepalanya sambil memberikan senyuman.

"Ibu sudah lama datang kesini pak Burhan?" tanya Anastasya mengarahkan pandangannya pada mobil Kinanti.

"Lumayan Non, ada sekitar satu jam yang lalu. Tapi Nyonya datang sendiri Non tidak diantar sopir." penjelasan Burhan membuat Anastasya agak terperangah. Ibunya memang sangat jarang pergi pakai mobil sendiri, biasanya diantar sopir ayahnya. Jadi kali ini cukup membuat di keheranan.

"Tasya kedalam dulu ya pak, oh ya ingat jangan bilang sama suami saya kalau saya berangkat kerja sendiri ya." kata Anastasya sambil lalu begitu mendapat anggukan dari Burhan.

Begitu memasuki rumah terdengar suara canda tawa dari teras samping rumah, ditolehkannya pandangan mengikuti arah suara yang terlihat Ibu dan Mama mertuanya sedang ngobrol menikmati secangkir teh petang. Serta merta bibir Anastasya mengembangkan senyumnya dan mempercepat langkahnya menghampiri mereka.

"Bu....miss you so much!" teriak Anastasya menghambur ke pelukan Kinanti. Kinanti terdiam seketika karena kaget. Tidak lama kemudian mengelus halus punggung anaknya yang masih dalam pelukan.

"Ya sayang, makanya Ibu kesini. Pelan - pelan sayang jalannya, kasihan baby nya. Sekarang kamu tidak sendiri lagi." balas Kinanti dengan senyuman dan mengelus perut rata Anastasya mengingatkan. Anastasya hanya nyengir kemudian beralih menyalam tangan Aminah.

"Maaf Bu...Tasya lama ya tidak main kesana." kata Anastasya memasang raut wajah sedihnya dan mengambil tempat duduk di samping Kinanti. Kinanti mengelus sayang kelapa putri semata wayangnya.

"Tidak apa - apa sayang, makanya Ibu yang ada waktu datang kesini lihat cucu dan calon cucu kesayangan Ibu nih." jawab Kinanti bahagia dan tidak lama mukanya agak sedikit sedih.

"Mama mertua kamu bilang Daniel lagi istirahat kurang enak badan. Hmmm...tidak jadi deh main sama cucu." lanjut Kinanti. Seketika Anastasya menepuk jidatnya baru teringat sesuatu.

"Ya Allah Ma, Tasya sampai lupa sama El. Di kamar ya Ma sekarang?" kata Anastasya merasa kurang enak akan kelalaiannya. Aminah tersenyum lembut menanggapinya.

"Tidak usah khawatir sayang, ada Mama ini. Batuknya sih tadi sudah agak mendingan, habis minum obat langsung tidur." jawab Aminah menjelaskan. Memang dari bangun tidur pagi tadi Daniel batuk pilek. Karena ada janji dengan salah satu pasien siang tadi terpaksa ditinggal dan tidak seperti biasanya yang dititipkan di Daycare, selain itu karena Mama mertuanya juga sedang ada dirumah.

Anastasya terkesiap begitu mendapat pukulan pelan dari Kinanti.

"Kamu ini Tasya, anak sakit kok ditinggal kerja itu gimana!" hardik kinanti dengan pandangan memelototi anaknya.

"Maaf Bu, tadi benar - benar urgent kerjaan Tasya. Maaf ya Ma, jadi merepotkan Mama dirumah." Anastasya memasang wajah sedih dan tidak enaknya kepada ibu dan mertuanya.

"Gak apa - apa sayang. Lagian El gak begitu rewel sih tadi. Banyak tiduran dikamar nunggu Mommy pulang katanya, tapi ketiduran begitu habis minum obat hehe." jawab Aminah sambil tertawa kecil mengingat kelakuan cucunya.

SETULUS KASIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang