Aku lupa untuk sejenak
Pagi masih cerah bahkan lebih hangat dari biasanya. Embun begitu bahagia berayun di ujung dedaunan. Masih sama bening dan murninya.
Aku tak pernah ingat
Betapa nikmat secangkir teh juga roti yang tak kurasa lagi sejak aku minum kopi tiap pagi. Berapa banyak puisi yang ditulis setiap hari.
Tak pernah kulupa
Rindu yang meraja di dada pada wajahmu yang purnama. Menerangi malamku gulita. Juga luka-luka yang menganga paling bara siap menyala. Membakar kita dalam cinta.
Aku ingin lupa, Pujangga
Devania Pury, Desember 2015
Pertama kali ditulis: 29/8/14
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanah Sehabis Hujan (Bagian Satu)
Поэзия"Aku suka aroma tanah sehabis hujan. Anggap saja hujan adalah isi kepalaku dan tanah adalah tempatku menulis." Semacam kumpulan puisi Devania Pury--ya, jika bisa dibilang puisi. Baik puisi yang belum pernah dipublikasikan, diposting di beranda media...