Malam begitu terang karena awan sibuk bersembunyi
Bintang enggan bersinar malam ini
Karena purnama bertengger di puncak menara
Melagukan renjana yang purbaAdalah ia yang kupuja di Langit sana
Dekat, sejauh ujung jariku menggapai
Menyentuhnya lewat mantra-mantra
Namun, tak pernah benar sampaiDan kubangun menara setinggi-tingginya
Dari luka-luka bertumpuk, menjulang
Menyusun dinding-dinding yang retak
Hingga purnama dapat kurengkuh sempurnaBisa jadi kulupa bahwa angkasa begitu raya
Jarak kita tak lagi sedepa, tapi jutaan tahun cahaya
Maka, ijinkanku diam-diam
Mencumbuimu lewat doa dan air mataDevania Pury, Februari 2016
Pertama kali ditulis: 5/1/15
Pernah diikutsertakan dalam Galeri Puisi PEDAS 084 tema menara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanah Sehabis Hujan (Bagian Satu)
Poesia"Aku suka aroma tanah sehabis hujan. Anggap saja hujan adalah isi kepalaku dan tanah adalah tempatku menulis." Semacam kumpulan puisi Devania Pury--ya, jika bisa dibilang puisi. Baik puisi yang belum pernah dipublikasikan, diposting di beranda media...