Kau Barat dan aku Timur: berbeda arah
Bertemu di dermaga untuk berlayar menuju bahagia
Saling menatap dalam damba, berharap selamanya
Mengucap cinta dalam kesunyian dan dingin angin buritan
Tak pernah perahu bisa melaju di bawah dua nakhodaKulihat dirimu dalam destar dan udeng mengikat kepala
Bersamaku sembahyang memantrai cinta
Menerbangkan cita bagai asap dupa membumbung nirwanaDirimu melihatku memakai mukena yang cantik rupanya
Kau jadi imam dan aku makmumnya
Katamu ada jiwa muslimah yang menanti hidayahNamun, itu hanya ingin yang angin
Dan mengempaskan kita kembali dalam jarak kesadaran
Bayang impian yang tak akan pernah jadi nyata di masa datangAku bukan Aini, masih Divayani
Kau masih ber-Ilahi sedang aku Hyang Widi---hingga kini
Dan kita terus mencinta dalam hati
Saling memilinjalin sebagai puisi
Sampai nanti, saat segala titipan---cinta dan nyawa ini---kembali
Itulah alasan sepi lebih membahagiakan untukku sendiriDevania Pury, Februari 2016
Pertama kali ditulis: 11/8/14
Pernah diikutsertakan Program Galeri Puisi PEDAS 070
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanah Sehabis Hujan (Bagian Satu)
Poésie"Aku suka aroma tanah sehabis hujan. Anggap saja hujan adalah isi kepalaku dan tanah adalah tempatku menulis." Semacam kumpulan puisi Devania Pury--ya, jika bisa dibilang puisi. Baik puisi yang belum pernah dipublikasikan, diposting di beranda media...