51. IKRAR PERKAWINAN SANG ISTRI

137 3 0
                                    

Aku bersyukur karena waktu akhirnya mempertemukan kita dalam pelaminan
Kau duduk di sampingku dan aku yang duduk di sampingmu
Sebuah ikatan suci bernama perkawinan
Aku sebagai istrimu dan kau sebagai suamiku
Berdua akan kita bangun rumah kecil kita dengan pondasi kasih sayang yang tulus, dinding yang dibangun dengan pengertian dan kesetiaan dengan atap komitmen janji perkawinan kita yang kita ucapkan di depan altar
Rumah kita kokoh seperti perahu yang tak akan tumbang meski diterjang topan badai hingga senja merajut usia bahkan setelah kematian itu datang menjemput
Ketika pagi telah menjelang, aku melihatmu masih terlelap dalam buaian mimpi indah
Wajahmu begitu lugu dan polos, ketampananmu tak berkurang sedikit pun
Begitu bahagianya aku melihatmu begitu nyenyak di sampingku, tidur dalam satu pembaringan untuk kali pertama dan akan selalu indah karena sejak hari ini aku akan melihatmu terbangun dari tidur ketika pagi hari di sampingku
"Selamat Pagi!" sapamu ketika terbangun dengan mata yang sipit, rambut yang berantakan dengan begitu mesra sambil mencium pipiku
Kubalas dengan sebuah kecupan manis serupa di pipimu, kamu pun kembali bergelut dalam selimut untuk melanjutkan mimpimu yang bersambung
Aku segera bangun dan menuju dapur, kusiapkan kopi dan sarapan di pagi hari sebagai baktiku yang kini telah jadi istrimu
Kita akan punya banyak anak yang mengisi hari-hari kita dengan penuh keceriaan
Bayi perempuan kecil sebagai buah cinta kita yang nantinya akan tumbuh sebagai anak yang dapat menjadi kebanggan
Bayi laki-laki pun akan hadir menghias kehidupan kita
Putra kita akan menjadi andalan keluarga, anak yang berbakti pada orang tua
Hidup terasa begitu sempurna ketika mendengar anak kita memanggilku IBU dari bibirnya yang mungil dan memanggil AYAH padamu untuk pertama kalinya
Kita sudah menjadi orang tua, semoga kita akan menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak kita nanti
Kita akan menjalankan dharma kita sebagai suami istri dan tentunya orang tua yang baik; aku akan melayanimu lahir dan batin
Memasak makanan yang lezat untuk keluarga, menyambutmu dengan senyuman ketika kau pulang bekerja dan tentunya akan kuberikan seluruh hidup juga cinta dan perhatian untukmu, suamiku juga anak-anak kita sebagai ikrar perkawinanku menjadi seorang istri
Waktu mulai mendulang usia, anak kita telah bertumbuh jadi dewasa; ternyata kita telah tua dan kini menimang cucu dalam kesenjaan usia
Dan cinta itu telah abadi mengikat kita sejak kita bertemu, menikah dan akhirmya tua bersama dalam uzurnya hidup kita; lalu akan mendekap kedamaian yang tenang dalam balutan kain kafan bersama cinta kita dan kematian

Devania Pury, Februari 2016
Pertama kali ditulis: 2008

Tanah Sehabis Hujan (Bagian Satu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang