137. MALAM TANPA BULAN DI MATANYA

64 2 0
                                    

kulihat malam masih hitam serupa manik matanya sejak hari itu
ia yang kehilangan sinar kehidupannya berwana biru
seperti laut yang mengombak di darahnya
saat matahari memeluknya dengan cinta

biar kering terbakar, hatinya riang: benderang
malam tak pernah datang karena siang jadi lebih panjang
kini, matanya kian malam dan kelam
bulan mati bermukim di sana begitu lama

ia bertanya mengapa belum purnama juga padahal rindunya makin dalam

tapi, tak ada kata yang sanggup menjawab gulananya
ia mulai letih melihat kegelapan yang panjang dan pekat

apa yang dilakukan malam hingga membuat jiwaku terikat?

hanya angin dingin yang sepi berembus semilir
meninggalkannya sendirian bersama getir
tiba waktunya matahari kembali dan rembulan mulai memenuhi matanya
sepertiga purnama menunjukkan binar yang sempurna

apakah aku sanggup menanti hingga menyatu jadi gerhana?

setelah sekian lama malam kehilangan bulan yang pergi entah ke mana
sedang rindu belum tergenapi di dada
namun bulan mulai dicuri lagi dari matanya

Devania Pury, Februari 2016
Pertama kali ditulis: 5/11/14

Tanah Sehabis Hujan (Bagian Satu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang