Pagi yang terlalu terik membuat embun cepat pergi. Padahal rinduku belum habis kaukikis. Hingga lelapku masih membuai tangis. Pikirku terpaku pada hasrat-hasrat romantis tanpa akhir.
Tinggalah sebentar, Mbun! Basuhlah mimpi-mimpiku semalam. Sadarkan aku bahwa kecup itu hanya kenangan. Yang telah pergi dan tertinggal. Ironisnya, rinduku mengembun beku.
Devania Pury, Februari 2016
Pertama kali ditulis: 30/3/14
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanah Sehabis Hujan (Bagian Satu)
Poetry"Aku suka aroma tanah sehabis hujan. Anggap saja hujan adalah isi kepalaku dan tanah adalah tempatku menulis." Semacam kumpulan puisi Devania Pury--ya, jika bisa dibilang puisi. Baik puisi yang belum pernah dipublikasikan, diposting di beranda media...