122. EMBUN PAGI

112 2 0
                                    

Pagi yang terlalu terik membuat embun cepat pergi. Padahal rinduku belum habis kaukikis. Hingga lelapku masih membuai tangis. Pikirku terpaku pada hasrat-hasrat romantis tanpa akhir.

Tinggalah sebentar, Mbun! Basuhlah mimpi-mimpiku semalam. Sadarkan aku bahwa kecup itu hanya kenangan. Yang telah pergi dan tertinggal. Ironisnya, rinduku mengembun beku.

Devania Pury, Februari 2016
Pertama kali ditulis: 30/3/14

Tanah Sehabis Hujan (Bagian Satu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang