PRAKATA

2.2K 29 2
                                    

Well, saya bukan seorang pemuisi yang mumpuni. Jadi, menulis puisi cenderung hanya sekedar mengeluarkan isi kepala saja. Alhasil, puisi-puisi saya tak ada yang terasa WOW untuk seorang pakar puisi. Hanya puisi biasa yang cenderung diafan. Bahkan, saya pun kadang suka ragu apa bisa ini disebut sebagai puisi?

Menulisnya kembali di sini dengan tujuan mengumpulkan tulisan yang saya anggap sebagai puisi--karena saya suka menulisnya di mana-mana dan banyak yang hilang entah ke mana. Feel free untuk pergi bagi penikmat puisi dengan diksi dan majas yang prismatik. Thank you so much untuk yang bertahan membaca atau sekedar mampir.

Terkadang saya sendiri pun suka geleng-geleng membaca puisi-puisi saya. Karena itu saya tak akan heran jika yang baca akan lebih geleng-geleng. Meski demikian, saya tetap berharap yang membaca akan merasa terhibur atau mendapatkan sesuatu--manfaat yang baik--dari setiap tulisan saya. Syukur-syukur jika ada puisi yang cocok dengan suasana hati.

Kebanyak puisi di sini pernah diposting di blog pribadi--tanahsehabishujan.blogspot.co.id, akun sosial--facebook, path, line, dll, ada yang pernah diikutsertakan dalam event lomba--yang pastinya tidak menang, notes ponsel, atau coretan tangan di halaman belakang buku--apapun yang saya temukan--dan yang belum pernah dipublikasikan sama sekali.

Kebanyakan puisi-puisi saya tanpa titimangsa dan sering tak berjudul. Mungkin karena saya mulai menulis--semacam--puisi terhitung sejak tahun 2001 yang saat itu belum terlalu ngeh tentang titimangsa. Untuk seterusnya, semoga terus dapat berproses ke arah yang lebih baik.

Selalu saya ingatkan untuk pembaca yang mengenal saya secara personal, please jangan berspekulasi! Karena itu sudah sering terjadi dan lumayan tak menyenangkan menurut saya pribadi. So, be wise!

Salam,
Devania Pury

Tanah Sehabis Hujan (Bagian Satu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang