Sejak kapan ia tumbuh?
Di waktu lampau ditanam entah
Di saat ini lalu berkembang cepat
Bibit itu membesar: beranak pinak
Metastasis menggilaBila kapan ia dipanen?
Saat terlalu besar memenuhi rongga
Merambat begitu cepat penuhi ladangmu
Kadang kami mengambil hasilnya
Tak jarang harus menghanguskan seluruhnyaSiapa yang memanennya?
Kami, petani---serba putih---mengambilnya dengan sedih
Karena tak semua bisa dipetik hasilnya
Sedikit tertinggal akan mengambil tumbalDalam lumbung ia disimpan
Dengan kantong dan pengawet buatan
Hingga jelas segala keputusan
Membakar lumbung atau ladangHingga akhirnya pestamu terasa ramai
Lewat senyum di garis lurus tak berjedaDevania Pury, Februari 2016
Pertama kali ditulis: 4/8/14
Pernah diikutsertakan dalam Program Galeri Puisi PEDAS 069 tema panen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanah Sehabis Hujan (Bagian Satu)
Poesía"Aku suka aroma tanah sehabis hujan. Anggap saja hujan adalah isi kepalaku dan tanah adalah tempatku menulis." Semacam kumpulan puisi Devania Pury--ya, jika bisa dibilang puisi. Baik puisi yang belum pernah dipublikasikan, diposting di beranda media...