187. TUAN NELAYAN

46 2 0
                                    

Senja itu di lautan yang tenang di pesisir Nusa Penida
Kulihat dirimu berlayar menuju samudra luas mengarung ombak
Wajahmu menawan berkilauan sehangat matahari sore yang kucinta
Sungguh membuatku pesona, tak berdaya meliarkan imajiku menggila

Menebar jaring sewarna tulang gading bersama umpan mengambang
Membuatku menari meliuk menelusur gembira riang
Menunggu sauh terangkat ke angkasa dan wajahmu yang gembira
Aku jatuh cinta padamu, Tuan Nelayan

Jeratmu sungguh membiusku dalam asmara
Dilepas seperti biasa karena aku begitu kecil tak menggoda
Tunggulah aku lebih besar lagi, Tuan Nelayan
Kutunggu jerat jalamu yang menggiurkan

Melemparkan umpan-umpan cinta teramat dalam
Membuatku gila dan mabuk kepayang dalam cumbuan
Dan biarkanlah ikan bodoh ini menikmati kematian
Untuk melihat sesuap bahagiamu dalam kenangan

Kurindu jaringmu yang menjeratku dalam cinta dan kematian
Inilah cara sederhanaku mencintaimu, Tuan Nelayan

Devania Pury, Februari 2016
Pertama kali ditulis: 3/2/14
Pernah diikutsertakan dalam Galeri Puisi PEDAS 053 tema nelayan.

Tanah Sehabis Hujan (Bagian Satu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang