144. SETELAH KINI

63 1 0
                                    

Bukankah telah bertahun kita berlayar tanpa arah, tanpa sedikit pun resah. Namun, perasaan tetap buncah: bergairah. Seperti ombak yang tak henti melajukan perahu kita. Entah ke mana, mencari apa. Permata atau harta. Bahagia, kah?

Dan telah terlewati tahun-tahun paling hujan. Saat kau dan aku menari juga berciuman. Lalu, dari tubuh kita yang tanah menguar aroma hujan. Paling luka. Paling bahagia.

Mengapa kita tak seperti lalu? Setelah semua berlabuh, saat perahu bersandar di dermaga, aku baru sadar bahwa diriku Laut.

Devania Pury, Desember 2015
Pertama kali ditulis: 10/1/15

Tanah Sehabis Hujan (Bagian Satu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang