Langit terlihat bimbang memilih rembulan ataukah matahari
Ingin memiliki keduanya sepanjang hari
Lalu, ia terlena pada rembulan di tiap petang yang mengangkang
Tapi, langit akhirnya memilih matahari yang lebih membakar birahi
Saat ia menyadari bahwa rembulan hanya pantulan sinar Sang SejatiRembulan makin pucat dan meredup: menuju mati
Tak lagi purnama seperti dahulu saat langit menghujaninya bintang-bintang
Kini, langit hanya memiliki matahari sepanjang hariMerindukan rembulan?
Entahlah, tapi purnama tak pernah sama, Aini
Berdoa sajalah, semoga langit selalu cerah dari pagi ke pagi
Agar pipimu tak basah lagiDevania Pury, Februari 2016
Pertama kali ditulis: 17/8/14
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanah Sehabis Hujan (Bagian Satu)
Poesía"Aku suka aroma tanah sehabis hujan. Anggap saja hujan adalah isi kepalaku dan tanah adalah tempatku menulis." Semacam kumpulan puisi Devania Pury--ya, jika bisa dibilang puisi. Baik puisi yang belum pernah dipublikasikan, diposting di beranda media...