114. BULAN (TAK) KEMBALI

98 1 0
                                    

Karena Bulan kelak (tak) kembali
Akan penuh seperti purnama lagi
Tidur dalam dekapan Sang Malaikat
Yang mencintainya, tanpa melihat
: tiada bersyarat

Segalanya seperti mimpi di atas awan
Terlihat utuh tapi tak dapat digenggam
Istana langit kehilangan setengah Bulan
Malam makin kelam sejak ia memadam

"Siapa yang menggigit rembulan jadi sabit?
Akankah ia kembali terbit?"

Bulan (tak) akan kembali, Bu
Kini, Ia sudah memeluk surga-Nya
Setengah dirinya lebih bercahaya
Di matanya, bulan kian purnama

Devania Pury, Januari 2016
Pertama kali ditulis: 22/12/14

Sepertinya puisi ini akan diikutkan event--lupa event apa dan temanya apa--tetapi tidak jadi--entah karena apa.

Tanah Sehabis Hujan (Bagian Satu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang