Air sudah mendidih berkali-kali
Hampir sepertiga malam pergi
Rindu yang masih diam- diam kuamini
Membelenggu hatiku yang nyaris matiHujan melarutkan indahnya senja
Jejak kautinggalkan dengan mesra
Dalam puisi-puisi tak berharga rupa
Kutulis namamu diantara kata-katanyaKutunggu dingin masuk lewat pintu kayuku
Bersama tetes hujan dan suara menderu
Kau datang juga untuk pulang, Kekasihku
Beruntung aku belum jemu menungguMari kita memeluk dunia yang nyaris padam!
Devania Pury, Februari 2016
Pertama kali ditulis: 17/3/14
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanah Sehabis Hujan (Bagian Satu)
Poesía"Aku suka aroma tanah sehabis hujan. Anggap saja hujan adalah isi kepalaku dan tanah adalah tempatku menulis." Semacam kumpulan puisi Devania Pury--ya, jika bisa dibilang puisi. Baik puisi yang belum pernah dipublikasikan, diposting di beranda media...