188. PAGI INI

58 2 0
                                    

Tak seharusnya pikiranku terjujurkan kepadamu dan mengikis waktu yang seharusnya masih jadi milik kita. Pagi yang masih buta meraba-raba sisa cerita semalam yang telah menghilang seperti embun pagi ini.

Adalah airmata yang mengering tanpa sanggup menghujani ladang menggersang. Getar gemetar badanku mengejang menyesakkan dadaku. Aku sakit juga baik-baik saja.

Pagi ini terlalu dini untuk mengakhiri sebuah kasih. Tapi yang terlepas harus dilepas. Yang terikat semakin mengerat. Biarkan sakitku jadi rahasia yang samar dalam senyuman.

Jemput aku pagi ini!

Devania Pury, Februari 2016
Pertama kali ditulis: 2/2/14

Tanah Sehabis Hujan (Bagian Satu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang