Pertama kali ia menghampiriku--entah dari mana--saat hujan. Berdiri dalam gigil mencari teduh dan pelukan kehangatan. Di lenganku ia bersandar. Bersembunyi di balik rerimbunan hijau yang baru tumbuh seminggu lalu. Kurapatkan tangkai-tangkai daun agar dapat melindunginya dari badai. Semalaman aku memandangnya dalam diam: penuh cinta. Pagi memisahkan kami berdua. Ia terbangun lalu bernyanyi bahagia saat kekasihnya membawa pulang.
Inginku mengejarnya dan memeluknya lagi. Terbang bersamanya mengikuti angin menyatukan segala ingin. Sedang, aku hanya sebuah pohon kayu mahoni muda yang akan tetap di sini menunggu hujan membawanya kembali seperti Juni kemarin. Berpijak pada bumi tanpa mampu beranjak untuk memperkecil jarak rindu yang makin mengerak. Kenariku tak pernah singgah lagi
Devania Pury, Februari 2016
Pertama kali ditulis: 20/10/14
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanah Sehabis Hujan (Bagian Satu)
Poesie"Aku suka aroma tanah sehabis hujan. Anggap saja hujan adalah isi kepalaku dan tanah adalah tempatku menulis." Semacam kumpulan puisi Devania Pury--ya, jika bisa dibilang puisi. Baik puisi yang belum pernah dipublikasikan, diposting di beranda media...