Lima

146K 4.3K 12
                                    

Akhirnya, pikir Nicholas. 

Ia begitu merindukan kasur empuknya. Malam ini berhasil ia lewati dengan rasa bosan seperti biasanya. Hingar binger music club malam, wanita dan hiburan lain yang tak ada habisnya selalu menjadi rutinitasnya. Ia terlalu bosan. Hidupnya selalu berputar dalam rutinitasnya yang tak berkesudahan. Tiap malam hanya kasurnya lah yang menyambutnya di rumah. Tidak ada yang menarik dalam hidupnya selain pekerjaanya. Beberapa orang mungkin menganggapnya beruntung. Tapi terkadang seperti itulah manusia, tidak ada puasnya.

Malam ini terasa sedikit menarik untuknya. Rasa penasaran dan ingin tahu berlarian dalam benaknya. Siapa wanita itu? pikirnya. Ia tampak cantik dan menarik. Ada sesuatu dalam diri wanita itu yang membuatnya penasaran. Ia menyukai sensasi yang wanita itu timbulkan. Ia menyukai rasa menggelitik yang ia jarang rasakan. Ada apa dengannya? Pikir Nicholas lagi. Siapa wanita tadi? Bagaimana ia bisa melewatkan wanita secantik itu. Pikir Nicholas kesal . Hanya memikirkan itu saja. Sudah berhasil membuat sesuatu di bawah sana mengeras. Aku perlu mandi. Rutuk Nicholas. Tck.. Sialan..!

Ketika ia hendak memasuki kamat mandi. Suara bel pintu pun terdengar dari segala penjuru penthouse miliknya.

Ting tong..

Sial. Maki Nicholas. Dengan berat hati akhirnya Nicholas membuka pintu penthousenya. Ketika ia melihat wajah pria yang berdiri di depan pintu penthousenya itu dengan wajah panaik ia hanya mampu mendesah sebal. "Apa kau tidak memiliki hal yang lebih berguna selain menggangguku semalam ini?" Maki Nicholas seraya memberi jalan agar tamunya bisa masuk. Pria yang baru memasuki tempat tinggalnya seakan itu rumahnya sendiri hanya bisa memandangi Nicholas dengan tatapan tak perduli. Lagi- lagi Nicholas menghela napasnya kasar. "Edison Stokes apa kau sudah kehilangan akal? Apa lakukan di sini semlam ini? Apa kau sudah tidak waras.? Ini tengah malam dan kau mengganggu waktu istirahat ku.!" Ucap Nicholas dingin.

Nicholas kesal. Sahabatnya itu tampaknya juga tidak memiliki rasa bersalah karena telah mengganggunya. "Cepat! Katakan apa yang kau inginkan setelah itu angkat kakimu dari sini karena aku butuh tidur."

"Sial.." Umpat Edison.

"Simpan umpatanmu untuk besok Edison, jika kau ingin bercerita masalah perempuan. Lebih baik besok saja. Aku lelah dan aku butuh tidur.. "

"Ini masalah besar Nicholas. Emma Roberts. Wanita itu datang lagi.."

"Memang kenapa? Bukankah itu hal yang bagus.."

"Bagus apanya haaa.! Aku baru saja memulai hubungan yang serius dengan Laura Dalton. Dan sekarang, hubunganku dan Laura bisa saja hancur hanya karena Emma tiba-tiba kembali. Astaga aku bisa gila.. "

"Edison. Kau ini seperti orang susah saja. Hey, kau bisa saja tinggalkan salah satu dari mereka. Atau kau pacari saja semua." Ucap Nicholas asal.

"Hey Nicholas Abraham McConnell yang terhormat.! Memang kau pikir aku sama seperti dirimu? Okay, kau bisa saja menyebutku pria brengsek kemarin. Tapi ingat, Itu kemarin! Sebelum aku bertemu dengan Laura. Sekarang aku sudah dan ingin berubah. Edison Stokes yang sekarang adalah Edison yang bukan lagi pria brengsek. Apa kau tidak lelah dan bosan berganti wanita baru setiap harinya? Kau mungkin tidak mengerti. Pria player sepertimu pasti tidak mengerti bagaimana mencintai satu wanita yang membuatmu tergila-gila dengan penuh waktu." Ucap Edison dengan tatapan menerawang.

"Yaah persetan dengan ucapanmu Edison. Cepat apa yang ingin kau ceritakan kepadaku selain pimbicaraan kita ini. Aku sudah sangat lelah. Besok pagi aku memiliki janji dengan Dominic Loredan."

"Loredan.? Apakah kau memiliki project baru dengan mereka? Apa kau juga mengenal Aurora.."

"Aurora.? Siapa dia.? Aku tidak mengenalnya dan aku juga tak ingin tahu."

"Syukur lah kalau kau tidak mengenalnya dan tidak ingin tahu tentangnya. Berarti besok kau akan biasa aja ketika melihatnya kan.? Yang lebih membuatku bersyukur. Setidaknya Kau tak akan tertarik kan dengan wanita itu. Syukurlah setidaknya gadis polos setengah gila itu, tidak akan kau masukan dalam daftar mangsamu. Aku tau sekali tipemu Nicholas" Ujar Edison

"Apa kau sedang mabuk Edison? Aurora, Laura apa yang kau katakan saat ini tampaknya sunguh tidak ada yang masuk di akal."

"Kita lihat saja besok. Kau akan bertemu dengannya. Menurut pengamattanku kau akan sangat menyukainya. Wanita itu polos, cantik dan mahal. Tentu saja kau akan sangat menyukainya walaupun aku yakin gadis berlidah tajam itu tidak akan menyukaimu. Well kita lihat saja besok Nicholas. Ngomong-ngomong bolehkah aku menginap untuk mlam ini saja."

"Well, pilih saja kamar yang kau suka! Aku sudah terlalu lelah untuk menanggapimu Ed, malam ini kau sungguh tak jelas. Aurora atau siapa lah itu tidak penting. Aku tidak akan tertarik denganya. Aku sangat tau bagaimana tipe ku sendiri. Dan bisa ku pastikan gadis yang kau maksud itu tidak akan ada menariknya sama sekali. Karena standar ku berbeda jauh dengan standar mu.!"

"Aku pegang kata-kata mu, Nicholas. Kita lihat aja besok. Lebih baik aku ceritakan semua mengenai Laura besok saja. Toh aku juga memiliki janji denga Carley besok pagi di Loredan Corp. Kita lihat saja. Apa kau akan menjilat ludahmu sendiri besok.!"

"Tutup mulutmu dan jagan ganggu aku jika kau tidak ingin aku tendang dari sini malam ini!"

"Well. See you tomorrow. Melihatmu menjilat ludahmu sendiri tampaknya tontonan yang menyenangkan. Aku akan meminta sekretarisku untuk mengirimkan setelan kesukaanku. Mengenakan Armani untuk memberikan tepuk tangan untuk kekalahanmu esok hari bukan hal yang buruk. Good night Nicholas."

"Tidak ada yang perlu kita kompetisikan Ed. Karena apapun yang saat ini tengah ada di pikiranmu tidak akan terjadi."

"Well, kita lihat saja besok."

Aurora Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang