Tigapuluh

74.4K 2.3K 50
                                    

Lelah badan serasa remuk redam.
Itulah yang Aurora rasakan pagi itu. setelah semalaman sibuk melayani nafsu Nicholas yang tidak ada habisnya kini Aurora merasa tak sanggup lagi jika harus bangun dari tempt tidurnya.

Begitu melihat sekeliling kamar tidurnya. Barulah Aurora menyadari jika Nicholas tidak ada di sampingnya.

Kemana pria itu.?

Apa dia pergi begitu mendapatkan apa yang ia mau.

"Sudah bangun sayang.,"

Ucap Nicholas di iringi suara pintu terbuka.

"Aku kira kau pergi.," Ucap Aurora serak

"Tidak sayang. Apa kau lapar.?"

Tanya Nicholas sembari menghujani aurora dengan ciuman ciuman ringan di bibirnya.

"Tentu saja lapar.! Kau membuatku olahraga semalaman dan kau masih bertanya padaku aku lapar atau tidak.," ucap Aurora sewot

"Ada apa denganmu sayang.? Apa aku membuatmu kesal.,"

Tanya Nicholas heran

"Tidak. Hanya saja moodku rasanya tidak begitu bagus saja.,"
Ucap Aurora

"Bisakah kita kembali ke New York sore ini.," Tanya Nicholas seperti tidak yakin

"Tidak bisa.! Jika kau ingin kembali terserahh kau saja. Tapi aku sedang tidak ingin ke New York sekarang.,"

Menyebalkan. Setelah meniduriku dia ingin kembali begitu saja ke New York. Sekali brengsek tetapp saja brengsek.

Keluh Aurora kesal.

"Aku tidak akan kembali tanpamu Aurora.,"

"Kenapa harus denganku. Kau bisa saja kan pergi sendiri. Jangan membuat moodku makin tidak jelas Nicholas.,"

"Ada apa denganmu Aurora. Apa kau menyesal karena aku menidurimu. Bukanya kau sendiri yang bilang jika aku bisa melakukan se sukaku. Kau sendiri kan yang melemparkan dirimu sendiri padaku. Jangan berlagak lugu Aurora.! Apa kau tak ingat eranganmu sendiri semalam. Haruskah kita mengulanginya lagi. Agar kau bisa ingat se pintar apa kau semalam.,"

Ucap Nicholas santai.

Plak...,

Sebuah tampan mendarat di pipi Nicholas

"Kau menyebutku seakan akan aku ini seorang jalang Nicholas. Oke lah anggap saja aku memang jalang yang kebetulan saja bertemu dengan seorang bajingan sepertimu. Apa anda menikmati pelayanan saya semalam tuan.,"

Ucap Aurora menahan tangis

Tak ada jawaban..

Entah apa yang membuat Nicholas diam saja. Tapi, yang jelas pria itu tampak marah

"Tapi, Bisakah anda keluar dari ruangan saya tuan. Si jalang ini sedang ingin sendiri.!"

Tambah Aurora lagi

"Akku. Tidak bermaks..."

"Tutup mulutmu Nicholas. Jika kau tidak keluar aku bisa saja memanggil security untuk mengusirmu.,"

Potong Aurora

"Maafkan aku sayang.,"

"Tutup mulutmu dan cepat keluar dari kamarku Nicholas. Akan lebih baik jika kau cepat pergi dari mansion ini.,"

"Tidak. Kita harus bicara. Aku akan menunggumu di bawah.!"

Ucap Nicholas final lalu pergi begitu saja.

Aurora Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang